Ia bangun dengan kondisi segar bugar. Seluruh mata terperanjat. Sungguh peristiwa di luar nalar manusia. Namun yang unik, Dorothy Eady bangkit dengan kepribadian yang berbeda. Keduaorangtuanya pun merasa ada perbedaan Dorothy Eady yang dulu dengan sekarang.
Setelah kejadian itu, Dorothy mulai mengembangkan aksen yang aneh. Para spesialis percaya bahwa ini adalah suatu kondisi yang disebut 'Sindrom Aksen Asing'- suatu kelainan bicara yang menyebabkan subjek berbicara dengan aksen yang berbeda setelah mengalami cedera kepala yang parah.
Namun seiring dengan aksen baru ini, dia menunjukkan beberapa anomali aneh lainnya. Uniknya, ia mengaku pernah hidup di abad 13 sebelum masehi atau di zaman Mesir Kuno. Dorothy Eady mengklaim dirinya sebagai reinkarnasi seorang pelayan Firaun Seti di kuil Osiris zaman Mesir Kuno dari masa 1320-1200 sebelum Masehi.
Baca Juga: DUARRR! Gudang Kembang Api di Indramayu Meledak, 5 Orang Alami Luka Bakar Hebat dan Ringan
Sebuah klaim tanpa bukti adalah omong kosong. Namun, Dorothy Eady tidak demikian. Dengan segala pengetahuannya, ia mampu menafsirkan teks mesir kuno tanpa belajar dan membuat para ilmuwan terperanjat. Pengetahuan Dorothy Eady yang mampu menterjemahkan naskah Mesir Kuno sangat membantu para ilmuwan.
Beranjak besar, Dorothy Eady terobsesi tentang semua hal yang berkaitan dengan Mesir Kuno. Dia merasa ada kebahagian ketika bicara Mesir Kuno. Lalu di usia remaja, ia mengunjungi Museum Britania di London.
Di sana, tingkah polanya sangat aneh. Ia memeluk dan mencium semua koleksi-koleksi yang terkait dengan Mesir Kuno. Ia menciumi patung-patung dewa, memeluk peti-peti mumi. Ia merasa seluruh koleksi museum adalah bagian dari keluarga dan rumahnya.
Baca Juga: Gudang Kembang Api di Indamayu Meledak, Korban 5 Orang Alami Luka Bakar Sekujur Tubuh
Dari museum itu, ia merasa seluruh memorinya terbuka tentang kehidupan Mesir Kuno. Ia kemudian menyewa tempat tinggal di dekat museum. Di sana, ia juga berkenalan dengan seorang kurator bernama Ernest A Wallis Budge yang juga pakar Mesir di museum tersebut.