RSUD Majalengka Klarifikasi Meninggalnya Pasien Balita

- 1 Januari 1970, 07:00 WIB
Warga berjalan di depan RSUD Majalengka beberapa waktu lalu. Tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 di RSUD Majalengka honornya belum dibayar sejak November tahun 2020 lalu. Dampak dari terlambatnya pembayaran pasien Covid-19 ini pun membuat RS kelimpungan hingga hutang ke distributor menggunung. Hal ini juga berdampak pada penghentian pasokan obat, bahan medis habis pakai, APD dan lain-lain.
Warga berjalan di depan RSUD Majalengka beberapa waktu lalu. Tenaga medis yang menangani pasien Covid-19 di RSUD Majalengka honornya belum dibayar sejak November tahun 2020 lalu. Dampak dari terlambatnya pembayaran pasien Covid-19 ini pun membuat RS kelimpungan hingga hutang ke distributor menggunung. Hal ini juga berdampak pada penghentian pasokan obat, bahan medis habis pakai, APD dan lain-lain. /Kabar Cirebon/Tati Purnawati/

MAJALENGKA,(KC).- Viralnya unggahan status di media sosial (medsos) facebook, yang diduga dilakukan keluarga pasien terkait buruknya pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Majalengka, mendapatkan tanggapan dari pihak rumah sakit.

Direktur RSUD Majalengka, Harizal F Harahap melalui pesan yang disampaikan di facebook rumah sakit, dengan akun Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Majalengka, menyampaikan 11 poin klarifikasinya, Rabu (22/1/2020).

"Pertama–tama kami keluarga besar RSUD Majalengka turut berduka cita yang sedalam dalamnya, atas meninggalnya Ananda Rania Dewi Humaira ke hadirat Allah Swt. Kami yakin Ananda masih suci dan belum memiliki dosa, sehingga akan masuk surga Allah Swt, dan kelak akan menyambut kedua orang tuanya di tempat yang sama, Aamiin," tulisnya.

Menurut pihak RSUD, menghangatnya pemberitaan di medsos saat ini terkait pelayanan RSUD Majalengka dalam menyikapi meninggalnya Ananda Rania Dewi Humaira putri dari Heri, pihak manajemen perlu menjelaskan dan meluruskan kronologis kejadiannya, agar tidak menimbulkan presepsi yang salah kaprah.

Diungkapkanya, saat itu keluarga dan pasien masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Majalengka pukul 11.00 WIB, melalui rujukan UPTD Puskesmas Malausma. Saat tiba di IGD, pasien sudah mengalami penurunan kesadaran dengan GCS XI, disertai perdarahan dari telinga kanan dan memar di dahi kiri dan belakang kepala kiri.Bahkan dari keterangan nenek pasien, dua 2 jam sebelum masuk rumah sakit badan sebelah kiri anak tertimpa bangunan ketika sedang bermain. "Nah, tindakan yang dilakukan kami saat di rumah sakit, memberikan terapi infus dan obat-obatan dan dilakukan pemeriksaan CT-Scan," tuturnya.

Kemudian dari hasil CT Scan itu ditemukan adanya perdarahan subarachnoid. Selanjutnya petugas rumah sakit, menyampaikan hasil pemeriksaan kepada keluarga pasien, yakni nenek dan kedua orang tuanya. Lalu disarankan pasien perlu dirujuk dan membutuhkan penatalaksanaan lanjutan kepada dokter Sp.BS (Dokter Spesialis Bedah Syaraf), karena di RSUD Majalengka tidak ada dokter Sp.BS. dan PICU.

Sesuai SOP bahwa RSUD perujuk harus konfirmasi ke rumah sakit yang akan dituju untuk memastikan rumah sakit yang dituju siap menerima pasien rujukan dimaksud.

"Kami juga dari petugas menghubungi RSUD Cideres. Dari hasil pembicaraan dengan IGD RSUD Cideres, bahwa bed di IGD Cideres full dan disarankan mencari rumah sakit lain yang memiliki fasilitas PICU, mengingat kondisi pasien dan RSUD Cideres tidak memiliki fasilitas PICU," katanya.

Tidak hanya itu, dokter RSUD Majalengka juga menghubungi RS Sumber Waras Cirebon via telepon, yang diminta konfirmasi sekitar 10-15 menit kemudian. Kemudian RS Sumber Waras menginformasikan bahwa pasien sudah dapat dirujuk. Namun setelah diinformasikan kepada keluarga pasien, tetap menginginkan dirujuk ke RSUD Cideres.

Halaman:

Editor: Administrator


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah