Pernyataan Wagub Jabar Menyesatkan, Poligami dan Pernikahan Dini Bukan Cara Mencegah Penularan HIV

- 1 September 2022, 21:48 WIB
Ilustrasi HIV AIDS.*freepik/KC
Ilustrasi HIV AIDS.*freepik/KC

KABARCIREBON.- Wakil Gubernur Jawa Barat pada tanggal 30 Agustus 2022 dalam penyataannya yang dikutip berbagai media, mengusulkan agar poligami dipermudah untuk menekan angka penularan HIV di Jawa Barat. Selain poligami, Wagub Jabar juga menyatakan bahwa pernikahan bagi anak muda dapat mencegah penularan HIV.

Menurut Nafsiah Mboi Menteri Kesehatan tahun 2012-2014 dan Ketua Pembina Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat (YKIS), pernyataan Wagub Jabar tidak tepat dan menyesatkan. Tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa poligami dan pernikahan dini dapat mencegah penularan HIV.

Ditambahkan oleh Nafsiah Mboi, pernikahan dini di bawah usia 18 tahun termasuk pernikahan anak, merupakan pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Secara khusus menikahkan remaja perempuan dapat

membahayakan kesehatan dan alat reproduksi yang pada akhirnya dapat berakibat buruk pada bayinya.

“Mencegah infeksi menular seksual termasuk infeksi HIV pada generasi muda, paling efektif melalui pendidikan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang kesehatan reproduksi secara jelas dan lengkap. Dilengkapi dengan upaya peningkatan ketahanan mental dan pemberdayaan remaja atau generasi muda laki-laki dan perempuan untuk melawan segala godaan,” ucap dia seperti siaran pers yang diterima KabarCirebon.com, Kamis (1/9/2022).

Menurutnya, pendidikan wajib 12 tahun sampai dengan tamat SMA juga terbukti sangat efektif mencegah perilaku berisiko tertular HIV pada remaja. Biasanya di lapangan YKIS menyampaikan secara sederhana tetapi efektif dengan rumus A-BC-D. Uraian rumus tersebut adalah: A Bagi yang belum menikah melakukan abstinensia, atau tidak melakukan hubungan seksual. B Kalau sudah berkeluarga Be Faithful atau saling setia dengan pasangan masing-masing. C Selalu pakai kondom bila salah satu atau keduanya sudah terinfeksi, atau ada kemungkinan sudah ketularan virus HIV. D Jauhi drugs atau napza (narkotika, psichotropika, zat adiktif).

Dia menjelaskan, sejak kasus HIV pertama kali dilaporkan Pemerintah pada tahun 1987, terjadi perubahan pola penularan. Menurut Prof Samsuridjal Jauzi, salah seorang pelopor program penanggulangan HIV AIDS di Indonesia, penyebaran HIV di Indonesia mengalami perubahan pola penularan yang dapat dibagi menjadi dua gelombang penularan.

“Gelombang pertama HIV tahun 1988 sampai 2007. Pemicunya adalah kelompok pengguna narkoba suntik. Kasus HIV meningkat dengan cepat karena para pengguna narkoba selalu menggunakan alat suntik bersama-sama. Program harm reduction atau pengurangan dampak buruk penggunaan narkoba suntik mampu menurunkan prevalensi HIV,” ungkapnya.

Nafsiah Mboi menambahkan, Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan dalam dokumen Estimasi dan Proyeksi HIV AIDS di Indonesia Tahun 2019 – 2024 mencatat prevalensi HIV pada pengguna narkoba suntik turun dari 36,06% tahun 2007 menjadi 14,7% tahun 2019.

“Bersamaan dengan itu, muncul gelombang kedua sampai dengan saat ini yaitu penularan heteroseksual dari laki-laki ke perempuan dan sebaliknya. Apabila seorang perempuan terinfeksi HIV kemudian hamil, maka bisa terjadi penularan dari ibu ke bayi. Sejak tahun 2007 hingga sekarang bayi yang terinfeksi HIV dari ibunya terus bertambah,” papar dia.

Berdasarkan data, lanjut dia, Sub Direktorat HIV AIDS dan PIMS Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa ibu hamil yang positif HIV pada tahun 2017 ada 3.873 kasus. Meningkat di tahun 2018 menjadi 5.074 kasus. Tahun 2019 meningkat lagi menjadi 6.439 kasus. Tahun 2020 ibu hamil HIV ada 6.094 kasus. Di tahun 2021 ada 4.466 ibu hamil positif HIV. Sedangkan pada tahun 2022, sejak Januari sampai Juni sudah ditemukan 3.008 kasus ibu hamil HIV.

“Dengan demikian poligami dan pernikahan dini bukan cara yang efektif untuk mencegah penularan HIV,” imbuh dia.(Iwan/Rilis/KC)

Editor: Ajay Kabar Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x