"Dan dalam waktu dekat akan kami daftarkan untuk masuk rekor MURI sebagai golok pusaka terpanjang di dunia," tutur Ketua LSM Lodaya, Nace Permana.
Golok lubuk raksasa sengaja dibuat para seniman dan budayawan Karawang dalam ukuran besar dengan baja berkualitas tinggi anti karat.
Setelah dilaunching, golok lubuk pusaka Karawang terpanjang di dunia diserahkan ke Pemerintah Kabupaten Karawang untuk dirawat dan dijaga sebagai pusaka daerah.
"Golok lubuk ini adalah pusaka perjuangan masyarakat Karawang saat melawan penjajah," tuturnya.
Ketua LSM Lodaya, Nace Permana juga mengungkap peradaban Islam di Tanah Jawa tidak lepas dari Karawang. Karena, ulama-ulama besar di Tanah Jawa, termasuk wali songo banyak belajar dari Karawang melalui Syekh Quro atau Quratul Ain atau Syekh Mursahadatillah.
Syekh Quro membangun pondok pesantren di Karawang. Dalam sebuah riwayat dijelaskan, Prabu Silawangi yang merupakan Raja Padjajaran belajar Islam dari Syekh Quro hingga akhirnya menikah dengan santriwati bernama Subang Larang.
Subang Larang merupakan santri Syekh Quro. Dari pernikahan itu, lahir Pangeran Walangsungsang atau Mbah Kuwu Cirebon, Rara Santang dan Kiansantang. Rara Santang memiliki nama lain yakni Syarifah Mudaim yang kemudian menikah dengan ulama bernama Syarif Abdullah Umdatuddin Azmatkhan. Dari pernikahan itu, lahir Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati.