Dedi Mulyadi Enggan Kompromi dengan Preman, Menyerah atau Polisi Mengambil Tindakan Tegas

1 April 2024, 20:14 WIB
Kang Dedi Mulyadi saat memantau pelaksanaan pembangunan Jembatan Cihambulu di Desa Cijunti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Senin, 1 April 2024.* /Kabar Cirebon/

KABARCIREBON - Politisi Partai Gerindra, Dedi Mulyadi tidak mau berkompromi dengan preman. Pilihannya menyerah atau polisi mengambil tindakan tegas.

Amarah Dedi Mulyadi ini lantaran pekerjanya menjadi korban pemalakan dan pembacokan sejumlah preman. Peristiwa itu terjadi ketika pekerjanya sedang membangun Jembatan Cihambulu, yang didanai dari uang pribadi Kang Dedi Mulyadi (KDM).

Namun, dari pernyataan tegas KDM, satu pelaku memilih menyerahkan diri. Sedangkan dua pelaku lainnya masih buroh. Karena, hingga Senin 1 April 2024, dua preman yang berbuat onar pada pekerja Jembatan Cihambulu di Desa Cijunti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta masih belum menyerahkan diri.

Baca Juga: Jelang Arus Mudik, Ram Check Dilakukan pada Kendaraan Bus di Terminal Harjamukti Kota Cirebon

Karena itu, KDM membuat ultimatum kepada dua preman tadi. Dalam ultimatum itu, mantan Bupati Purwakarta itu hanya memberi dua pilihan, mau menyerahkan diri atau terpaksa polisi bertindak tegas.

"Saya nggak kompromi dengan premanisme. Untuk pelaku pemalakan dan pembacokan, saya hanya beri pilihan, menyerahkan diri secara baik-baik, atau polisi akan bertindak tegas," tutur Kang Dedi Mulyadi.

Seperti diketahui perbaikan jembatan penghubung Purwakarta dan Subang itu dilakukan menggunakan dana pribadi Kang Dedi Mulyadi (KDM). Pekerjaan sempat terhambat karena adanya aksi premanisme yang meneror warga.

Baca Juga: Rawan Kemacetan, Pemudik Dihimbau Waspadai Jika Melintasi Sejumlah Pasar di Cirebon

Saat ini baru satu preman yakni Arifin alias Ipin yang telah bertemu dan meminta maaf langsung pada KDM. Ipin yang berbuat pemalakan dan pemukulan tetap menjalani proses hukum dan menjalani pemeriksaan di Polres Purwakarta.

Sementara dua lainnya yakni Ebit dan Erik yang melakukan pemalakan, pengancaman hingga pembacokan terhadap pekerja hingga kini belum diketahui keberadaanya.

Keduanya kabur setelah video aksi premanismenya viral dan sadar kalau yang dihadapi seorang tokoh sangat disegani masyarakat di Jawa Barat dan nasional.

Baca Juga: Di Bulan Ramadan, PSAS Desa Semplo Cirebon Kembali Santuni Yatim dan Dhuafa

KDM mengatakan sudah menunggu kedua pelaku untuk datang baik-baik dan meminta maaf secara terbuka. Namun hingga kini belum ada kepastian keduanya akan bertindak kooperatif.

“Yang mengancam pakai golok kabur, masih sembunyi. Informasinya mau ketemu saya, tapi ditunggu tidak datang-datang,” ujar pria yang identik dengan iket putih itu.

Menurutnya ia masih berusaha menggunakan langkah persuasif agar keduanya mau muncul. Tapi jika hal tersebut tak dihiraukan maka langkah terakhir adalah menyerahkan sepenuhnya pada pihak kepolisian.

Baca Juga: Salat Idulfitri di Kota Cirebon Dipusatkan di Alun-alun Kejaksan

“Kalau tidak datang terus ya mungkin nanti ada surat penangkapan dan siap-siap diborgol, dijemput polisi,” tegas KDM.

Ia meminta Erik dan Ebit kooperatif seperti Ipin yang bersedia menjalani proses hukum atas perbuatannya. “Seperti Ipin dong gentle. Jadi untuk Ebit dan Erik segera datang ke saya atau ke Pak Kades, atau datang langsung ke polisi daripada kamu dijemput paksa,” ujarnya.

Senada dengan KDM, Ipin yang telah menyerahkan diri pun meminta kedua teman sekaligus saudaranya itu untuk mengikuti jejaknya.

“Kalian lebih baik segera temui Pak Dedi daripada urusannya jadi panjang,” ucap Ipin.

Baca Juga: Harga Murah, Ratusan Warga Geruduk Mapolresta Cirebon

Kang Dedi Mulyadi berharap permasalahan tersebut bisa segera selesai agar para pekerja bisa bekerja dengan tenang sehingga perbaikan jembatan selesai tepat waktu pada pertengahan April 2024 nanti.***

Editor: Muhammad Alif Santosa

Tags

Terkini

Terpopuler