Jelang Pemilu 2024, Banyak Buzzer Disponsori Para Penguasa

- 5 Januari 2023, 19:29 WIB
Mantan Wakil Ketua DPR RI Priyo   Budi Santoso saat menjadi pembicara pada Seminar Nasional yang digelar Universitas Majalengka (Unma), Kamis (5/1/2023).
Mantan Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso saat menjadi pembicara pada Seminar Nasional yang digelar Universitas Majalengka (Unma), Kamis (5/1/2023). /Jejep/

MAJALENGKA-Merebaknya buzzer belakangan ini terutama jelang Pemilu 2024 mendapatkan perhatian khusus dari Mantan Wakil Ketua DPR RI Priyo Budi Santoso saat menjadi pembicara pada Seminar Nasional yang digelar Universitas Majalengka (Unma), Kamis (5/1/2023).

Buzzer sendiri merupakan jasa atau orang yang dibayar untuk membantu promosi atau mendengungkan suatu hal. Sarana yang digunakan oleh buzzer adalah media sosial, seperti Instagram, Twitter, Facebook, atau media sosial lainnya.

"Mendekati Pemilu 2024 nanti, banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan pemerintah. Terutama munculnya fenomena baru, seperti buzzer, cebong, kampret dan sebagainya,"katanya.

Baca Juga: Pergerakan Tanah Kembali Ancam Pemukiman Warga Majalengka

Permasalahan ini belum selesai dan ini saya sebut sebagai 'This is varians of democration', varian penyakit demokrasi yang bahaya, yang sejak lahir sudah ada," tambah Priyo.

Masih dikatakan Wakil Ketua DPR RI periode 2009-2014, para buzzer ini menjadi penyakit demokrasi yang telah akut dan sangat membahayakan.

Karena mereka kerap menipu opini publik yang seolah-olah bersuara atas nama publik. Padahal mereka bekerja atas kepentingan kelompok atau yang membayarnya.

"Atas perbuatan mereka itu menimbulkan efek perpecahan dan gesekan sosial," tegasnya.

Baca Juga: Ratusan PPK Dilantik, KPU Majalengka Nyatakan Siap Tempur Sukseskan Pemilu 2024

Bahkan lanjut pria kelahiran Trenggalek, Jawa timur itu, dirinya merasa aneh ketika merebaknya buzzer yang dihidupi dari para penguasa.

Baik yang datang datang dari politisi atau dari pihak yang identitasnya tersembunyi. Ini adalah peninggalan warisan yang buruk, sehingga saya meminta apapun tujuannya, hendaknya harus dihapus cebong kampret.

"Mungkin ini berlaku sesaat, tapi tidak boleh kemudian kita lestarikan yang ujungnya perpecahan nasional, resikonya terlalu besar, karena bangsa kita kan majemuk, selama ini kita dipuji sebagai majemuk tapi masih besar,"papar Wakil Ketua ICMI itu.

Baca Juga: Pertarungan Putera Bupati Majalengka Menuju DPR RI Bisa Menjadi Ancaman Bagi Rival Politiknya

Priyo juga mengingatkan bahwa penyelenggaraan Pemilu 2024 yang kurang lebih satu tahun lagi bakal diselenggarakan harus dibarengi dengan tingkat keamanan dan kesehatan yang tinggi.

Jangan sampai, kasus pemilu sebelumnya yang banyak makan korban jiwa akibat kelelahan terulang.

 "KPU pusat sudah dipastikan mewanti-wanti kepada aparatnya sampai tingkat KPPS, aspek kesehatan menjadi prioritas untuk dijaga," ucapnya. ***

Editor: Jejep Falahul Alam


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x