Persoalanya menurut dia, para pemilih terkadang lambat datang ke TPS, saat dipanggil oleh petugas KPPS belum hadir di tempat. Itu akan menjadi salah satu kendala penyebab lambatnya pelaksanaan pelaksanaan pemilihan.
Apalagi masyarakat yang berada di pinggiran bisa saja mereka pergi dulu ke sawah atau kebun sehingga lambat datang ke TPS.
Dia berharap kendala – kendala umum lainnya tidak terjadi saat pelaksanaan, seperti halnya pemberian surat suara kangan sampai ada yang rusak, karena hal itu juga akan menjadi kendala dan rawan konflik.
Ahmad Nurhidayat menargetkan tingkat partisipasi pemilih tingkat Jawa Barat bisa mencapai 82 persenan. Target dianggap tidak berlebihan. Karena, sejumlah kabupaten kota termasuk Kota Bandung telah menargetkan tingkat partisipasi pemilih 87 persenan.
Baca Juga: Belasan Pejabat Diprediksi Bakal Berebut Posisi Kadishub di Open Bidding
Ketua KPU Kabupaten Majalengka, Teguh Fajar Putra Utama, mengatakan simulasi pemilihan dilakukan untuk mempraktekkan tata cara pemungutan dan penghitungan suara di Tempat Pemungutan Suara (TPS).
"Simulasi ini dilaksanakan sesuai dengan apa yang ada di lapangan, termasuk kejadian-kejadian yang akan dialami oleh para KPPS. Dalam simulasi ini juga melibatkan jajaran panitia pemilihan Kecamatan (PPK) dan panitia pemungutan suara (PPS), serta warga sekitar." ungkap Teguh.
Pada acara simulasi lima jenis surat suara diperkenalkan, suara presiden dan wakil presiden yang berwarna abu-abu, DPR RI berwarna kuning, DPD RI berwarna merah, DPRD Provinsi berwarna biru, dan DPRD Kabupaten Kota berwarna hijau.
Baca Juga: Kabaharkam Polri Lepas 111 Personel Amankan TPS Luar Negeri