Dua hari terakhir pekerjaan tersendat karena diganggu preman. Preman tersebut merupakan warga sekitar sekaligus residivis yang baru saja keluar dari tahanan.
Mendapat laporan tersebut KDM langsung ke lokasi. Kejadian itu dibenarkan para pekerja. Hingga kini sudah ada dua korban penganiayaan oleh preman tersebut.
“Awalnya dia minta uang, terus tiba-tiba memukul,” ujar salah seorang mandor.
Lain halnya operator alat berat. Bukan dipukul, tapi ia justru dibacok di bagian tangan kanannya oleh pelaku yang saat itu menggunakan masker.
“Saya mau naik, jalankan beko tiba-tiba pelaku mau mengancam membunuh. Kemudian golok dibacok ke tangan kanan saya,” ucapnya.
KDM pun murka mendengar kesaksian itu. Betapa tidak, proyek yang dibiayai oleh dana pribadi untuk kepentingan umum masih juga diganggu oleh aksi premanisme.
“Kita sudah punya niat baik membantu warga menyelesaikan problemnya, termasuk berkorban membangun jembatan menghubungkan dua kabupaten tapi masih ada manusia yang tidak punya otak,” ucap KDM dengan nada tinggi.
“Gak bisa, laporkan ke polisi proses. Gak ada damai, nanti jadi kebiasaan premanisme ke perdamaian,” tegas pria yang identik dengan iket putih itu.***