Kemarau Singkat, Produksi Garam Rakyat di Jabar Anjlok

- 11 Oktober 2022, 21:30 WIB
SALAH seorang petambak garam di Kalibangka Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon saat mengolah lahan garamnya, Rabu (11/8/2021). Mayoritas petambak belum bisa memproduksi garam karena faktor alam yang kurang mendukung, yakni seringnya datang rob.* Ismail/KC
SALAH seorang petambak garam di Kalibangka Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon saat mengolah lahan garamnya, Rabu (11/8/2021). Mayoritas petambak belum bisa memproduksi garam karena faktor alam yang kurang mendukung, yakni seringnya datang rob.* Ismail/KC

KABARCIREBON- Akibat kemarau yang singkat di tahun ini membuat para petani garam merugi. Kerugian ini karena produktivitasnya menurun dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Dampak yang sama pula terjadi pada usaha tambak garam rakyat di Jawa Barat (Jabar). Petani garam mengaku
produksi garamnya menjadi anjlok karena hujan yang kerap mengguyur di saat musim kemarau.

Anjloknya produksi garam dialami para petani garam di Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu. Salah satunya adalah Robedi.

Menurutnya, di Losarang ada sekitar 2 ribu hektare lahan tambak garam. Kondisinya tambak sama semua menyusul hujan yang turun pada masa produksi garam membuat produksi garamnya menjadi terhambat.

Dia menyebutkan, dalam kondisi normal, produktivitas garam semestinya bisa mencapai 100 ton per hektar. Namun saat ini, baru mencapai 10 ton per hektar.

"Tahun ini tidak terjadi panen raya garam.
Pasalnya, panen hanya berlangsung singkat dan curah hujan kini mulai meningkat kembali," papar dia, Selasa (11/10/2022).

Sementara itu, Ketua Asosiasi Petani Garam (Apgasi) Jawa Barat, M Taufik. Menurut dia, pada 2021 lalu, curah hujan tinggi.

Namun, petani garam bisa mulai menggarap lahan garam pada Agustus dan berakhir di November.

Namun tahun ini, musim kemarau berlangsung lebih singkat lagi. Bahkan pada September dan Oktober ini, intensitas hujan sudah cukup tinggi.

Hujan secara otomatis mengganggu pembentukan garam di lahan tambak. Sehingga produktivitas garam di Jabar di tahun ini turun sangat drastis.

Masih dikatakannya, dalam kondisi normal, produktivitas garam di Jabar pada Oktober semestinya sudah mencapai 50 ton per hektar.

Namun sepanjang musim garam 2022 ini, produktivitas garam baru menghasilkan sekitar lima ton per hektar. Hal ini, kata dia, akibat cuaca, sehingga produktivitas garam jadi rendah. "Turun sampai 90 persen, " kata Taufik kepada awak media.

Dari segi produksi garam di Jabar dalam kondisi normal, lanjutnya, pada bulan Oktober semestinya sudah
mencapai 100 ribu ton.

Namun saat ini, produksi garam baru di kisaran 20 ribu ton. Kondisi itu secara otomatis berdampak pada nasib petani garam.

Dia menyatakan, nasib petani garam saat ini terpuruk ekstrim. Bahkan, hingga kini petani garam masih belum menghentikan proses produksi garam di lahan tambak masing-masing. Meski proses produksi itu kerap
terganggu akibat hujan.(Udi/KC)

Editor: Alif Kabar Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x