Rumah Adat Panjalin di Majalengka, Jadi Saksi Bisu Penyebaran Islam & Perang Ki Bagus Rangin Melawan Belanda

- 19 Januari 2023, 19:06 WIB
Rumah Adat Panjalin di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka menjadi saksi bisu penyebaran Islam zaman Sunan Gunung Djati
Rumah Adat Panjalin di Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka menjadi saksi bisu penyebaran Islam zaman Sunan Gunung Djati /Jejep/

Baca Juga: Luar Biasa, Dinkes Majalengka Sabet 4 Penghargaan Bergengsi

Namun ketika menjalankan tugasnya, lanjut dia, Pangeran Atas Angin kemudian bertemu dengan utusan Kerajaan Mataram yakni Nyi Larasati. "Keduanya pun menikah dan memilih tinggal di sebuah hutan yang penuh dengan pohon rotan. Pangeran Atas Angin kemudian dikaruniai seorang putri bernama Seruni," katanya.

Kemudian setelah tumbuh Seruni bertemu dengan Raden Sanata, kata dia, seorang santri dari Pesantren Pagar Gunung yang juga masih keturunan darah biru dari kerajaan Talaga. Raden Sanata yang terpikat dengan kecantikan Seruni kemudian berusaha untuk meminangnya.

Namun Pangeran Atas Angin memberi suatu syarat kepada Raden Sanata. Raden Sanata diharuskan membabat habis hutan rotan yang begitu luas. Lalu, Raden Sanata akhirnya bisa memenuhi syarat itu, kemudian dibangunlah sebuah rumah panggung. "Rumah panggung itulah yang saat ini menjadi Rumah Adat Panjalin,"tukasnya.

Baca Juga: Bunuh Demokrasi dan Regenerasi di Desa, Mantan Kepala Desa di Majalengka Tolak 9 Tahun Jabatan Kades

Tak hanya itu, sambung dia, Rumah Adat Panjalin ini pun menjadi saksi bisu dari Perang Kedongdong antara pasukan Bagus Rangin dan kolonial Belanda sekitar tahun 1812 hingga 1816.

"Rumah ini dijadikan tempat berlindung pasukan Ki Bagus Rangin. Saat itu gerombolan kolonial Belanda mengejar pasukan Ki Bagus Rangin yang pada akhirnya ia selamat dan melanjutkan perjuangan di tempat lain,"tutupnya.***

 

Halaman:

Editor: Jejep Falahul Alam

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x