KABARCIREBON - Sebagai upaya peningkatan Penanggulangan Keadaan Darurat (PKD), PT Pertamina Patra Niaga Integrated Terminal (IT) Balongan bekerjasama dengan stakeholder terkait, di antaranya TNI, Polri, Detasemen Gegana Unit Jibom Satuan Brimob Polda Jabar, Pertamina EP, Rumah Sakit Pertamina Balongan, Pemerintah Desa Balongan menggelar simulasi, Selasa (24/10/2023).
Skenario tersebut terdiri dari simulasi kebakaran di Tank Yard di IT Balongan-Fuel/TBBM, simulasi penanganan oil spill BBM pasca kebakaran di Tank Yard-Fuel/TBBM, simulasi ancaman bom di Kantor IT Balongan (kerjasama Polri).
Kemudian simulasi penanganan korban kebakaran di IT Balongan-Fuel/TBBM, simulasi penanganan pelaku teror di IT Balongan-LPG, dan simulasi evakuasi warga ke kantor Kuwu Desa Balongan (kerjasama TNI dan Pemdes).
Dalam simulasi tersebut, kondisi darurat diskenariokan terjadi kebakaran di tanki 206 dan akibat kebakaran diskenariokan terdapat enam korban, tiga orang pingsan, satu orang kelelahan, satu luka ringan dan satu luka bakar.
Integrated Terminal Manager Balongan, Rahdian Mahardika mengatakan, selama simulasi kebakaran sempat menghentikan sejenak penyaluran dan penerimaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan LPG sekitar 1,5 jam, namun saat ini sudah normal kembali.
"Semua warga telah dievakuasi ke kantor Kuwu Desa Balongan, sedangan tiga korban dirujuk ke Rumah Sakit Pertamina Balongan dan tiga korban lagi dirawat di klinik terdekat," terangnya.
Dikatakan Rahdian, simulasi PKD dengan melibatkan eksternal diadakan secara rutin semua Terminal Pertamina minimal setahun sekali dan dreal internal dilaksanakan sebulan sekali.
"Kejadian darurat semacam ini memang tidak diharapkan, tetapi kita harus siap siaga dan antisipasi apabila kondisi-kondisi darurat tersebut terjadi," ungkapnya.
Menurutnya, simulasi PKD ini bertujuan untuk melatih personel terhadap tugas dan tanggungjawab dalam menanggulangi keadaan darurat di IT Balongan, dan menjadi bagian edukasi kepada masyarakat serta stakeholder sekitar tentang pengenalan bunyi sirine sebagai tanda keadaan darurat serta menjadi salah satu upaya sosialisasi atau pelatihan.
"Jumlah personel yang terlibat dalam simulasi ini sekitar 400 orang, sementara tim inti Organisasi Keadaan Darurat (OKD) sekitar 30 orang untuk melakukan koordinasi dalam penanganannya," tutup Rahdian. (Ratno)