Adik Presiden Terpilih Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo Resmikan Pabrik Biochar SAWA di Majalengka

24 April 2024, 18:44 WIB
Hashim Djojohadikusumo, Ketua Umum Asosiasi Biochar Indonesia Internasional (IIBA). /Jejep/

KABARCIREBON-Indonesia menandai tonggak sejarah baru dalam perjuangan melawan perubahan iklim dengan peresmian Pabrik Biochar perdana SAWA di Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat.

Pabrik ini terletak di dalam kawasan Kompleks PG (Pabrik Gula) Rajawali II, Kecamatan Jatitujuh Kabupaten Majalengka, dengan fasilitas canggih, yang ini akan mengubah limbah organik seperti ampas tebu dan produk samping pertanian lainnya menjadi Biochar. Ini sebuah langkah inovatif dalam menjaga kelestarian lingkungan dan memperkuat perekonomian.

Kehadiran pabrik ini sebagai bagian dari komitmennya terhadap Paris Agreement dengan target untuk mencapai penghapusan CO2 sebesar 2,5 miliar ton setiap tahunnya pada tahun 2030. Acara sendiri diresmika oleh Hashim Djojohadikusumo, Ketua Umum Asosiasi Biochar Indonesia Internasional (IIBA). 

Baca Juga: Di Arab Tidak Ada, Kata Ustad Kondang Kuningan Halal Bihalal Dicetuskan oleh Bung Karno

Hasim menegaskan komitmen Indonesia dalam memimpin perang terhadap perubahan iklim dengan solusi yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi masyarakat lokal dan global.

"Pendirian Pabrik Biochar SAWA menandakan tonggak penting dalam perjalanan Indonesia menuju praktik lingkungan berkelanjutan dan penghapusan CO2,"kata adik kandung Presiden RI terpilih Prabowo Subianto usai acara peresmian pabrik tersebut.

Inisiatif ini, kata dia, tidak hanya menunjukkan pemanfaatan inovatif bahan limbah pertanian namun juga menunjukkan komitmen kami untuk memerangi perubahan iklim melalui solusi praktis.

Baca Juga: Pelepasan Siswa Kelas XII SMA Negeri 1 Darma Kuningan Junjung Tinggi Nilai-Nilai Budaya Sunda

Hal ini menandai kolaborasi awal antara Offset8 yang berbasis di Dubai dan SAWA, dengan perjanjian yang ditandatangani untuk memperoleh kredit penghilangan CO2 senilai lebih dari USD $50 juta di berbagai lokasi di Indonesia dan sekitarnya.

Sementara itu, Phil Rickard, CEO dan Pendiri SAWA, menekankan, dengan dukungan dari Asosiasi Biochar Indonesia dan kolaborasi pihaknya dengan Offset8. Pabrik ini menandai langkah pertama Sawa dalam komitmen pihaknya melawan perubahan iklim dengan menggunakan teknologi penangkapan karbon untuk mengubah limbah pertanian menjadi Biochar. 

"Inisiatif ini juga mengatasi masalah ketahanan pangan global yang mendesak dengan menghasilkan bahan pembenah tanah yang berharga,"tuturnya.

Baca Juga: KPU Resmi Buka Pendaftaran PPK Pilkada 2024, Kesempatan Emas untuk Terlibat dalam Demokrasi Lokal

Meningkatkan Dampak Lingkungan Melalui Biochar

Perlu diketahui, pada awal tahun 2022, SAWA memimpin bidang teknologi penghilangan karbon berbasis Biochar di Indonesia. 

Dengan mengintegrasikan teknologi mutakhir dengan praktik berkelanjutan, SAWA berdedikasi untuk mencapai tujuan lingkungan hidup Indonesia dan memperkuat perjuangan global melawan perubahan iklim. 

SAWA menyadari peran penting Biochar dalam meningkatkan kualitas produk pertanian masyarakat sekaligus membantu Indonesia dalam memenuhi target pengurangan emisinya.

Baca Juga: Kabar Hoax Meninggalnya Acep Purnama Berseliweran, Ketua PCNU Kuningan: Sosoknya Masih Dibutuhkan Masyarakat

Diproduksi melalui dekomposisi termal bahan organik yang terkendali, Biochar terkenal akan kegunaannya dalam pengayaan tanah dan penyerapan karbon.

Ketika dikombinasikan dengan pupuk organik, Biochar dapat secara signifikan meningkatkan kualitas produk pertanian, sehingga meningkatkan kesehatan tanah, meningkatkan hasil panen, dan berkontribusi terhadap tujuan pengurangan emisi Indonesia dengan cara yang berdampak nyata dan praktis.

Situs Biochar Majalengka milik SAWA siap untuk setiap tahunnya mengkonversi 30.000 ton limbah agrikultur yang dapat terurai, menghasilkan lebih dari 5.000 ton Biochar dan mencapai lebih dari 5.000 ton pembuangan karbon dioksida yang terukur. 

Baca Juga: Selama Pemilu 2024, Bawaslu Tindaklanjuti 13 Dugaan Pelanggaran

Potensi global Biochar dalam menghilangkan CO2 sangat besar, dan penelitian menunjukkan bahwa Biochar dapat menyerap miliaran ton CO2 jika diadopsi secara lebih luas, sehingga menawarkan solusi terukur untuk salah satu tantangan paling mendesak di era berkelanjutan seperti saat ini.

Strategi Ekonomi dan Lingkungan SAWA serta Pengakuan Global atas Kredit Karbon

Pemanfaatan limbah organik tak hanya membantu mengurangi emisi gas rumah kaca namun juga mendorong pertumbuhan ekonomi dengan menciptakan sumber pendapatan baru. 

Pendekatan inovatif ini sejalan dengan Sustainable Development Goals (SDGs) dan berfungsi sebagai model praktis untuk mengubah limbah menjadi sumber daya yang berharga, sehingga mendorong pembangunan ekonomi melalui pengelolaan lingkungan.

Baca Juga: Ini 20 Alamat Warung Sate yang Maknyos di Kota Prabumulih, Silakan Coba Sate Cak Rozi dan Sate Bukde Radiman

SAWA mengambil langkah-langkah untuk memastikan pengakuan formal atas upaya pengurangan karbonnya. Proyek ini akan didaftarkan pada Sistem Registrasi Nasional (SRN), dan SAWA juga menginginkan kredit karbon mendapatkan pengakuan dari badan standar internasional, sehingga meningkatkan kredibilitas dan nilai pasar dari pengurangan emisi yang dicapai.

Dengan diresmikannya pabrik ini, diharapkan masyarakat semakin mengenal dan mampu memanfaatkan Biochar sehingga semua pihak dapat berkontribusi membantu Indonesia mencapai target penurunan emisi GRK (Gas Rumah Kaca).

Mengenal Tentang Sawa

Didirikan pada tahun 2021, Sawa EcoSolutions dan anak perusahaannya di Indonesia, PT Legasi Alam Indonesia, memiliki spesialisasi dalam pengelolaan limbah agrikultur berkelanjutan di Indonesia. 

Baca Juga: Pelayanan IUD dan Implan Gratis Kendalikan Laju Penduduk Kuningan

Melalui visi yang jelas, perusahaan ini bertujuan untuk membangun 100 fasilitas produksi di seluruh Asia Tenggara, menghilangkan 1 juta ton karbon dioksida setiap tahunnya untuk secara efektif memerangi perubahan iklim. 

Dengan memanfaatkan biomassa limbah agrikultur yang melimpah di wilayah tersebut, SAWA tidak hanya mengatasi tantangan pengelolaan limbah namun juga memainkan peran penting dalam mendukung ketahanan pangan dengan memanfaatkan kembali sumber daya tersebut.

Tentang Asosiasi Biochar Indonesia:

Didirikan pada tahun 2022, Asosiasi Biochar Indonesia (IBA) dibentuk oleh sekelompok individu yang memiliki semangat penuh dan menyadari potensi Biochar sebagai solusi terhadap beberapa tantangan lingkungan yang paling mendesak saat ini. 

Baca Juga: Informasi Terbaru SAMSAT Keliling 24-27 April 2024 Kabupaten Cirebon Lengkap dengan Persyaratannya

Dengan visi bersama, asosiasi ini mengadvokasi pemahaman, produksi, dan penggunaan Biochar sebagai alat agrikultur berkelanjutan, kesehatan tanah, dan mitigasi perubahan iklim.

Menyediakan program bagi para anggota untuk bertukar pengalaman, temuan penelitian, dan praktik terbaik terkait Biochar, asosiasi ini percaya bahwa dengan bekerja secara kolektif, adopsi Biochar dapat dipercepat sebagai alat yang berharga dalam perjuangan melawan perubahan iklim demi masa depan yang lebih berkelanjutan.

Tentang Offset8:

Offset8 Capital Limited adalah firma manajemen aset berpemilik yang berbasis di Pasar Global Abu Dhabi dan penasihat keuangan yang diatur oleh Financial Services Regulatory Authority ADGM. Offset8 berfokus pada pendanaan proyek mitigasi dan adaptasi iklim, dengan penekanan khusus pada restorasi gambut, reboisasi, dan Biochar. 

Baca Juga: Daftar Nama Korban Tewas yang Diduga Setelah Menghirup Gas Beracun di Pelabuhan Kejawanan Cirebon

Paling relevan adalah proyek-proyek yang mendukung komunitas lokal di Afrika dan Asia Tenggara, yang berkontribusi terhadap pelestarian lingkungan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan. Offset8 juga dikaitkan dengan Aliansi Karbon UEA dan Aliansi Pasar Karbon ASEAN. ***

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Jejep Falahul Alam

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler