KABARCIREBON - Presiden Pertama Ir Soekarno alias Bung Karno merupakan tokoh sentral dalam perjuangan Indonesia dan perumus utama Pancasila. Bung Karno menginginkan dasar negara yang mampu mempersatukan berbagai kelompok etnis, agama, dan budaya di Indonesia.
Penegasan itu disampaikan Ketua Komisi I DPRD Jabar, Dr.H. Bedi Budiman saat menjadi narasumber dalam seminar bertemakan "Pancasila untuk Dunia" yang akan diselenggarakan Jumat, 21 Juni 2024, di Gedung Merdeka.
Kegiatan ini digelar Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat menyelenggarakan kegiatan bertajuk Parlemen Mengabdi dalam rangka memperingati Hari Lahir Pancasila. Acara ini bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila kepada masyarakat, khususnya generasi muda.
Baca Juga: Musim Lebaran Haji, di Majalengka Memberikan Berkah bagi Pedagang Bunga Kingkong
Selain seminar, rangkaian acara juga dimeriahkan oleh berbagai lomba yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat. Lomba artikel dengan tema "Pancasila atau Bung Karno" ditujukan untuk dosen dan mahasiswa pascasarjana (S2, S3).
Lalu, lomba Content Creator dengan tema "Pancasila" bagi siswa SMA, dan lomba Vlog konsep Live Report dengan tema “Pancasila atau Bung Karno” untuk mahasiswa dan perguruan tinggi.
Masih dikatakan Bedi, bahwa Pancasila yang diyakini oleh Bung Karno mencerminkan nilai-nilai luhur seperti ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, demokrasi, dan keadilan sosial. Nilai-nilai ini dianggap esensial untuk membangun bangsa yang kuat dan bersatu.
"Pemikiran dan semangat Bung Karno masih relevan dan menjadi inspirasi bagi generasi-generasi berikutnya," tuturnya.
Bahkan kata Bedi, Pancasila bisa digunakan untuk mempromosikan perdamaian dan toleransi antarbangsa, menguatkan solidaritas global, dan memajukan demokrasi serta Hak Asasi Manusia (HAM). "Pancasila bisa menyuarakan pentingnya penghormatan terhadap hak asasi manusia di seluruh dunia," tambahnya.
Bedi juga menekankan pentingnya penguatan Pancasila di ranah pendidikan. Para pendidik diharapkan berinovasi dalam menyampaikan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) agar mudah dimengerti oleh peserta didik.
"Pendidik bisa menjadi penutur naskah Pancasila yang baik dengan aktivitas kekinian seperti sosio drama dan kegiatan luar ruangan," ujarnya.
Dia percaya bahwa seluruh lapisan masyarakat Indonesia sudah hafal sila pertama hingga kelima dalam Pancasila, namun yang terpenting adalah menghayati dan mengamalkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
"Jadi Pancasila itu tidak hanya dihafalkan melainkan dihayati dan diamalkan," tutup Bedi.
Penulis buku Soekarno Menggenggam Dunia, Yudi Latif yang juga narasumber memberikan materi tentang nilai-nilai universal Pancasila. Sedangkan Dr. Yayan G.H. Mulyana, Kepala Urusan Luar Negeri Republik Indonesia, akan menyampaikan materi terkait Implementasi Pancasila dalam Penerapan Strategi Politik Luar Negeri Indonesia.
"Melalui kegiatan ini seminar ini kami berharap dapat memperkuat kesadaran masyarakat tentang pentingnya Pancasila sebagai dasar negara yang mempersatukan dan membangun bangsa yang adil, makmur, dan bersatu,"tutupnya.***