Lokakarya Akhiri KKN Mahasiswa Gemar Mengaji

- 26 Agustus 2022, 20:56 WIB
Mahasiswa KKN Gemar (Gerakan Masyarakat) Mengaji di wilayah 3 Cirebon, yakni Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan, resmi ditutup.
Mahasiswa KKN Gemar (Gerakan Masyarakat) Mengaji di wilayah 3 Cirebon, yakni Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan, resmi ditutup.

KABARCIREBON- Mahasiswa KKN Gemar (Gerakan Masyarakat) Mengaji di wilayah 3 Cirebon, yakni Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon dan Kabupaten Kuningan, resmi ditutup.

Penutupan tersebut digelar di sejumlah tempat dan berlangsung bersama dengan kegiatan lokakarya, guna menganalisis kegiatan KKN Selama 40 hari kemarin.

Salah satu tempat penutupan adalah di Kecamatan Talun. Penutupan dilakukan di GOR Desa Sampiran dan dihadiri oleh 10 kelompok KKN yang tersebar di 10 desa di wilayah Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon.

Ketua Panitia, Miko Wijanarko, mahasiswa semester 7, Jurusan SKI, Fakultas FUAD, IAIN Cirebon menjelaskan, pada penutupan KKN GM di Kecamatan Talun ini, dilangsungkan dengan kegiatan Lokakarya.

“Lokakarya ini bertujuan untuk menyampaikan apa saja yang menjadi kekurangan, hambatan dan keberhasilan yang sudah dilakukan para mahasiswa KKN selama 40 hari di masing-masing tempatnya. Jadi intinya kayak presentasi gitu,” kata Miko.

Miko juga menjelaskan terkait masa pengabdian 40 hari di KKN GM, yakni setiap kelompok harus mampu menghidupkan masjid atau musala dengan berbagai kegiatan keagamaan, seperti Maghrib mengaji.

Sedangkan misi utama KKN GM ini, kata Miko, agar masjid dan mushola yang semakin tergerus oleh kekuatan globalisasi teknologi, kembali ramai oleh berbagai kegiatan keagamaan, agar masjid dan mushola tidak tergerus oleh zaman.

Kendati demikian, Miko punya harapan, agar apa yang sudah dilakukan para mahasiswa KKN GM, tidak terputus pada kegiatan 40 hari saja.

Diharapkan masih ada kelanjutan dari kegiatan tersebut, agar masyarakat tetap bisa terus meramaikan masjid dan musala dengan berbagai kegiatan-kegiatan.

Demikian juga dinyatakan oleh Wahyono, M.Pd, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) juga sekaligus sebagai Koordinator Kecamatan.

Menurut Wahyono, kerja KKN 40 hari ini memang masih kurang dari ideal untuk membangun kemajuan-kemajuan desa di segala bidang, terutama di bidang keagamaan.

Namun 40 hari masih bisa dijadikan sebagai titik awal bagi para mahasiswa dalam pengabdiannya dan bisa langsung berbaur dengan masyarakat melalui program-program KKN GM yang dilakukan mahasiswa di lokasinya masing-masing.

“Kontribusi meramaikan Talun, memang kurang waktu untuk KKN dengan masa waktu hanya 40 hari, tetapi ini bisa menjadi pembelajaran bagi mahasiswa dalam pengabdiannya di masyarakat. Untuk itu saya ucapkan banyak terimakasih kepada seluruh masyarakat, stakeholder dan aparatur desa maupun kecamatan yang sudah membantu mensukseskan kegiatan KKN GM ini,” katanya.

H Abadi, nampak dengan semangat memberikan orasi sambutannya di hadapan para mahasiswa KKN GM IAIN Syekh Nurjati Cirebon.

Abadi dengan lugasnya mengajak para mahasiswa KKN untuk terus berkelanjutan dalam menggulirkan program keagamaan di masyarakat.

Abadi juga berterimakasih kepada pihak IAIN Cirebon yang sudah mempercayakan Kecamatan Talun sebagai lokasi atau tempat pelaksanaan KKN GM.

“Mudah-mudahan, setiap tahunnya KKN GM ini terus bergulir atau berlanjut di Kecamatan Talun. Hal ini untuk terus berkesinambungan dari program yang sudah di gulirkan dengan program berikutnya. Sehingga tidak berhenti sampai disini saja,” katanya.

Kendati begitu, Abadi berharap agar ke depan pihak kampus atau kelompok KKN memiliki konsep-konsep membangun dan bertanggungjawab terhadap konsep itu sendiri.

Dirinya mencontohkan, sebagai Camat tentu dirinya harus membuat konsep untuk membangun kemajuan di Kecamatan Talun, dan harus bertanggungjawab terhadap konsep tersebut. (Iskandar/KC)

Editor: Alif Kabar Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah