Keren, Batu-batu Dipukul Mengeluarkan Melodi yang Indah

- 17 Januari 2023, 18:54 WIB
Ilustrasi bebatuan - Sanggar seni Kirik Nguyuh asal Desa Girimukti, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka mampu menciptakan alat musik dari serpihan batu andesit, limbah dari penggergajian batu.*
Ilustrasi bebatuan - Sanggar seni Kirik Nguyuh asal Desa Girimukti, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka mampu menciptakan alat musik dari serpihan batu andesit, limbah dari penggergajian batu.* /Pizabay/Johnny Mckane

KABARCIREBON,- Sanggar seni Kirik Nguyuh asal Desa Girimukti, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka mampu menciptakan alat musik dari serpihan batu andesit, limbah dari penggergajian batu yang  ada di Majalengka.

Cara memainkannya dengan dipukul. Serpihan-serpihan batu beragam ukuran disusun di atas kayu seperti halnya alat musik Sunda,  saron. Hany bendanya ukuran lebih panjang sekitar 50 cm, lebarnya ada yang mencapai 30 cm. Jumlahnya mencapai tujuh set yang setiap setnya  beragam ukuran dan jumlah.

Tentu tidak semua orang mampu memainkan alat musik tersebut, hanya mereka yang sudah terlatih yang mampu menabuh batu hingga mengeluarkan alunan nada dengan karakter tersendiri.

Baca Juga: Fenomena Super New Moon Berpotensi Meningkatkan Ketinggian Pasang Air Laut, Banjir Rob Mengancam

Tak sekadar pukulan batu, namun mengeluarkan melodi yang bisa dinikmati pendengarnya, hingga orang yang tidak paham dengan suara musikpun bisa menikmati aluna melodi yang dikeluarkan dari suara batu-batu yang dipukul dengan benda keras.

Pemilik Sanggar Seni Kirik Nguyuh, Baron Pamousa memberinya nama musik dari batu tersebut dengan sebutan “Gamelan Sora Watu”. Kalimat tersebut berasal dari bahasan Sunda yang artinya suara batu.

Salah seorang pemain musik Sora Watu, Sena Dipayana Supena (28 tahun), menyebutkan, musik tersebut tercipta dari keprihatinan banyaknya limbah batu bekas penggergajian di Desa Salagedang, Kecamatan Sukahaji. Semula batu hanya sekadar dipuku-pukul tak beraturn, tapi lama kelamaan ternyata pukulan tersebut memiliki nada. Berulang kali batu-batu dicoba dipukul hingga akhirnya keluar nada-nada yang indah untuk didengar.

Baca Juga: Kisah Cinta Gadis Belia Berakhir Berbadan Dua

“Nada yang keluar sementara ini pentatonik dengan lima oktaf, da, mi, na, ti, la da,” ungkap Sena yang merupakan lulusan sastra Sunda ditemani sejumlah temannya Bambang, Oyong, Ayu dan Dilar.

Menurut mereka, sementara ini Gamelan Sora Watu, belum mampu mengiringi lagu-lagu ciptaan orang lain, baik musik pop, jazz atau rock, sebab masih ada nada dari lagu-lagu yang belum terkejar dengan musik yang dimainknya. Terlebih suara musik yang dikeluarkan dari batu tersebut sangat dipengaruhi oleh cuaca, sama halnya dengan gamelan Sunda lainnya. Seperti kendang, saron, kemong dan lainnya jika terkena cuaca dingin maka suara yang dikeluarkan kurang bagus.

“Suara yang dikeluarkan tergantung suhu udara, ketika suhu udara panas maka suara yang dikeluarkan dari batu akan sangat nyaring dan bagus. Sebaliknya jika suhu lembab makan suara sedikit ngabelekbek,” ungkap Sena.

Baca Juga: Caleg di Majalengka Pilih Mundur Ramai-ramai Jika Sistem Proporsional Tertutup Diterapkan di Pemilu 2024

Namun demikian, ada sejumlah lagu yang telah diciptakan oleh Sanggar Kirik Nguyuh dengan instrumen Sora Watu, di antaranya  instumen lagu "basajan", “kaulinan budak”, “ paranje”, “eksaprosa” dan sejumlah lagu lainnya.

Sementara Ayu menyebutkan, Gamelan Sora Watu tercipta di tahun 2017, setelah beberapa kali menggelar tradisi Kawin Batu dan kini Gamelan Sora Watu telah didaftarkan di HKI (Hak Kekayaan Intelektual) di tahun 2020 lalu.

“Bunyi yang dikeluarkan dari batu memang tidak sekadar tik, tuk, tetapi ada melodi sehingga siapa pun bisa menikmati  melodi tersebut,” sebut Bambang didampingi Oyong.

Menurut mereka, tidak semua serpihan batu mampu mengeluarkan not, sehingga  untuk mencari batu yang bisa mengaluarkan not sesuai harapan harus terus dicari dan dicoba termasuk menyesuaikannya dengan suhu udara.

Baca Juga: Kota Cirebon Belum 100 Persen ODF, Tinggal 3 Kelurahan Lagi

Sena, Bambang, Oyong, Ayu dan Dilar beberapa hari lalu pada acara peresmian Creatif Center melakukan pertunjukan Gamelan Sora Watu. Pertunjukannya cukup memukau orang yang hadir di acara tersebut. Semua terkagum-kagum dan mengapresiasi musik yang dimainkannya, yang menyaksikan hingga ada yang menggoyangkan badan, tangan hingga menggerakkan kepala. Namun semua yang menyaksikan merasa menikmati suara musik tersebut.**

Editor: Tim KC 1

Sumber: Kabar Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah