KABAR CIREBON - Viralnya warga Kabupaten Majalengka yang tengah melaksanakan sholat di tengah hutan, dan melaksanakan ibadah sholat Jum'at hingga harus melintas ke Kabupaten Kuningan, langsung mendapatkan respon positif dari pemerintah desa dan unsur muspika Kecamatan Cingambul Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat.
Mereka lantas terjun ke daerah terpencil itu, guna melihat secara nyata aktivitas warga tersebut.Ternyata hasil survei itu ditemukan fakta-fakta yang mengejutkan.Rombongan yang terdiri dari unsur pemerintah desa dan kecamatan itu langsung menyambangi mushola dan berkomunikasi langsung dengan penduduk perkampungan tersebut.
"Kalau berita terkait sholat di hutan itu hanya dilakukan beberapa kali atas ide seseorang, tujuanya untuk menarik simpati masyarakat, agar ada lembaga atau masyarakat mau menyalurkan bantuan pembangunan mushola di daerah kami,"kata Ketua RT 04, RW 02 Kampung Cibali, Desa Kondangmekar, Ahdin saat memberikan keterangan di hadapan Camat Cingambul, Sulaeman bersama rombongan muspika lainnya, Kamis 2 Maret 2023.
Menurut dia, jumlah penduduk yang tinggal di kampungnya itu berjumlah 30 orang. Aktivitas kehidupan masyarakatnya bercocok tanam di ladang dan di sawah.Letak geografis wilayahnya berada di daerah terpencil dan berbatasan dengan Kabupaten Kuningan.
Jarak tempuh antara rumah warga dengan tetangganya lumayan terpisah jauh. Kondisi ini jelas berbeda jika dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di perkotaan atau perumahan yang lokasi rumahnya berdampingan.
"Perlu dimaklumi kami tinggal di atas gunung yang dihimpit perbukitan. Dikelilingi dengan pepohonan besar, sehingga nampak di sebuah hutan belantara. Jalan menuju rumah tetangga itu setapak dan berliku, dengan kondisi jalan menanjak dan turunan,"ucapnya.
Ahdin pun menceritakan asal usul terbentuknya perkampungan yang terisolir ini yang berasal dari warga yang menjadi korban bencana alam. Sehingga sebagian dari mereka terpaksa harus mencari tempat tinggal baru, dan di kampung Cibali inilah menetap dan jumlah penduduknya bertambah.
"Kalau kami kebanyakan itu bukan asli penduduk Desa Kondangmekar, tapi warga penduduk lain yang direlokasi ke tempat ini,"akunya.
Disinggung mengenai keberadaan mushola memang sudah ada sejak lama, namun kondisinya sudah rusak dan jauh dari pemukiman warga. Sehingga dengan waktu yang lama, warga perkampungan lebih memilih sholat di rumahnya masing-masing.
"Kalau diperkirakan itu memakan waktu sekitar 30 menit dari perkampungan warga untuk tiba di mushola,"ucapnya.
Atas alasan jarak itulah, lanjut dia, warganya berharap ada donatur dapat membangun mushola yang dekat dengan perkampungnya. Karena selama ini terkendala rute yang cukup jauh.
"Kalau speaker di simpan di ketinggian dan atas pohon itu tujuanya agar ketika ada pengumuman atau adzan berkumandang bisa terdengar oleh seluruh warga kampung. Tidak ada maksud lain,"jelasnya.
Berkaitan dengan sholat Jum'at ke wilayah Kabupaten Kuningan, lanjut dia, karena jarak yang lebih dekat ke desa yang masuk wilayah Kabupaten Kuningan, ketimbang harus sholat Jum'at di Mesjid Desa Kondangmekar.
Aktivitas itu pun bukan hanya perkara ibadah, tapi sekolah maupun rutinitas lainnya lebih dekat ke daerah perbatasan yang masuk wilayah Kabupaten Kuningan.
"Anak-anak perkampungan kami pun bukan sekolah di Desa Kondang Mekar, tapi ke desa yang masuk Kuningan,"ucapnya.
Ia pun tak memungkiri keinginan warganya yang mengharapkan adanya mushola yang dapat dibangun dekat dengan pemukiman penduduknya. Karena tempat ibadah yang ada saat ini memiliki jarak tempuh yang lumayan jauh.
"Kalau memang ada donatur yang ingin membangunkan mushola kami sangat berterimakasih dan semoga ini menjadi catatan amal ibadah,"ucapnya.
Camat Cingambul Sulaeman menambahkan, kampung Cibali Desa Kondang Mekar itu daerah terpencil dan jaraknya cukup jauh dengan pemerintah desa. Penduduk di kampung ini merupakan warga yang sebelumnya korban tanah longsor dan kini bermukim di sini.
Mengenai keberadaan mushola saat ini masih dalam kondisi baik, namun warga setempat mengingingkan adanya pemindahan ke dekat pemukiman perkampunganya. Jarak antara pemukiman dari mushola menelan waktu setengah jam dengan kondisi jalan setapak. Disampingnya banyak tumbuh tanaman palawija semacam pohon jagung, singkong, ubi, dll.
"Kalau sholat berjamaah di hutan itu hanya konten semata youtuber. Tujuanya baik sih. Untuk menggalang dana pembangunan mushola, agar keinginan warga memindahkan mushola bisa terwujud, dengan adanya donatur atau lembaga yang mampu memberikan bantuan,"ucapnya.
Camat Sulaeman pun mengaku jika daerah perkampungan ini lebih dekat ke Kabupaten Kuningan ketimbang ke Majalengka. Kondisi ini pun dialami oleh warga Kuningan yang dekat dengan Desa Kondangmekar.
"Jadi kalau diumpamakan itu warga kampung Panida Desa Cipeundeuy Kecamatan Bantarujeg itu lebih dekat ke Masjid Desa Keramatjaya Kecamatan Malausma, ketimbang ke mesjid Desa Cipeundeuy yang jaraknya jauh,"tutupnya.
Ketua Lembaga Amil Zakat Infaq Sedekah Nahdlatul Ulama (Lazisnu) Kabupaten Majalengka KH Zaenal Muhyidin mengaku siap membantu pembangunan mushola di kampung tersebut. Namun pihaknya belum melakukan survei ke lapangan.
"Insha Allah kami siap membantu. Tapi kita akan cek dulu ke lapangan kebenaran nya ya,"ujarnya. ***