Masih Ingat Wacana Pergantian Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka ? Ternyata Ini Sejarah Asal Usul Namanya

- 5 Maret 2023, 16:15 WIB
Halaman Kantor Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka
Halaman Kantor Kecamatan Cigasong Kabupaten Majalengka /Jejep/

KABAR CIREBON - Mencuatnya wacana pergantian nama Kecamatan Cigasong menjadi Kecamatan Majalengka Timur ternyata menimbulkan pro dan kontra di tengah masyarakat. Meski sebatas usulan namun ternyata ada sejarahan dan masyarakat yang membuka tentang asal usul Cigasong hingga populer seperti sekarang ini.

Konon ada yang menyebut di zaman penjajahan Belanda khusus warga yang tinggal di kelurahan Cigasong itu dulu tempat bermukim para saudagar atau orang kaya. Hal itu ditandai dengan banyaknya rumah mewah yang dibangun pada zaman penjajahan dan hingga saat ini masih berdiri kokoh. Tapi informasi itu perlu pembuktian secara ilmiah dan kajian dari berbagai literatur.

Namun ada pendapat lain diungkapkan tokoh masyarakat Cigasong Tarsidi.Menurut dia, kata Cigasong berasal dari kata Cai Gasrongan, yaitu air tempat menyelupkan besi yang membara ketika proses penempaan pembuatan golok, parang, tumbak dan alat perang lainnya. Cai Gasrongan juga bisa diartikan air untuk menyelupkan golok ketika diasah.

Baca Juga: Anggota DPRD Jabar H Pepep Wujudkan Perbaikan Jalan Rusak Majalengka-Cikijing.Tahun 2023 Langsung Diperbaiki!

"Menurut sejarah daerah Cigasong dulunya terkenal akan orang orang yang ahli membuat alat perang dan alat pertanian , tersebutlah nama Mpu Yogaweswa yang hidup sekitar tahun 1750 sampai 1800-an," kata dia.

Mpu Yogaweswa sendiri merupakan ahli dalam membuat golok dan alat perang hingga beliau dikenal dengan sebutan Buyut Panday. Satu kampung banyak yang menekuni dan mewariskan keahlian beliau sehingga kampung ini dikenal dengan kiampung Panday Besi.

Cai Gasrongan atau tempat menyelupkan besi terbakar banyak ditemui di rumah Panday Besi. Dari penyebutan kampung Cai Gosrangan kemudian akrab dengan kata Cigasong, hingga populer sampai sekarang ini.

Baca Juga: Bawaslu Majalengka Minta Panwaslu dan PKD Fokus Awasi Coklit Pemilu 2024, Meski PN Jakpus Berikan Putusan Aneh

Pendapat berbeda diungkapkan Pegiat Sejarah sekaligus Ketua Grup Majalengka Baheula (Grumala), Nana Rohmana yang mengungkapkan, ada dua versi sejarah berdirinya penamaan Kecamatan Cigasong yang kini wilayahnya memiliki 10 desa yang terdiri dari 7 desa dan 3 kelurahan itu.Sejarah mencatat, kemunculan penamaan Cigasong terjadi pada zaman perang agresi Belanda tahun 1945-1949 lalu.

"Ketika itu, pasukan Belanda menyerbu daerah tersebut dan mendapatkan kampung yang sudah tidak ada penghuninya karena sudah mengungsi beserta para pejuang Majalengka,"ucapnya.

"Kemudian ada seseorang yang berkata 'ieu lembur gening siga kosong? dalam arti ini kampung seperti kosong gak ada penghuninya, lalu perkataan itu berubah dari Siga Kosong menjadi Cigasong. Itu hasil penelusuran saya," tambah Kang Naro belum lama ini.

Baca Juga: KPU RI Banding Atas Putusan PN Jakpus Tunda Tahapan Pemilu,Pemerhati Hukum Majalengka Nilai Vonis PN Keliru

Versi lainnya, jelas Naro, datang dari seorang Dalam catatan Belanda tahun 1923 juga, sambung Naro, sudah menyebut nama Golok Tjigasong yang memang saat itu sudah terkenal akan ketangguhan golok Cigasong.Konon MILSCO, sebuah perusahaan pembuat kolewang tentara KNIL pernah memesan ribuan kolewang dari panday Cigasong sekitar tahun 1900-an.

"Kalau berdasarkan keterangan dan catatan Belanda ini nama Cigasong sudah ada sebelum tahun 1900-an.Bahkan sejak tahun 1700-an ketika jaman Mpu Yogaweawa atau Buyut Panday," jelas dia.

Selain terkenal akan Mpu Yogaweswa, Naro menambahkan, Cigasong juga identik dengan tokoh-tokoh para Dalem Tumenggung dan Bupati Sindangkasih.Para Tumenggung Ini adalah paraputra dari Mpu Yogaweswa atau Eyang Surawinata.

Baca Juga: Warga Majalengka Sholat di Hutan, Ternyata Penduduk Korban Bencana Alam dan Tinggal di Daerah Perbatasan

Salah seorang Tumenggung atau Bupati Sindangkasih tahun 1806 adalah Tumenggung Jagaweswa, yang mana yang bersangkutan memilih bergabung dengan Ki Bagus Rangin melawan Penjajah. Tumenggung Jagaweswa adalah Bupati Sindangkasih yang kebetulan kediamannya berada di Cigasong.

Saat itu, Sindangkasih masih berbentuk distrik bagian dari Prefektur Cirebon, sebelum digabung dengan Distrik Rajagaluh dan Talaga menjadi Kabupaten Madja 1819.Saat itu, nasib tragis menimpa Bupati Sindangkasih Tumengggung Jagaweswa ini.

Beliau menjadi pejuang bersama Ki Bagus Rangin namun kemudian tertangkap dan dieksekisi di Cimanuk, beliau dipenggal jasadnya dipisah bagian kepala dilabuhkan ke Cimanuk.

Baca Juga: Kiper Timnas U-20 Daffa Fasya, Ternyata Warga Kabupaten Majalengka. Berikut Sepak Terjang dan Alamat Rumahnya

"Kemudian dimakamkan oleh penduduk di pinggir Cimanuk dan dikenal dgn sebutan Buyut Hujung, lalu badannya dimakamkan di Kawung Poek Simpeureum, masih wilayah Kecamatan Cigasong," tutupnya.***

Dapatkan berita berita Kabar Cirebon lainnya seputar Majalengka, Jawa Barat dan Indonesia klik di Google News 

Editor: Jejep Falahul Alam

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah