3 Tingkatan atau Maqam Orang Berpuasa Menurut Imam Al-Ghazali. Anda Termasuk Level Berapa di Ramadhan Ini?

- 26 Maret 2023, 14:42 WIB
Tingkatan orang yang berpuasa menurut Imam Al Ghazalir
Tingkatan orang yang berpuasa menurut Imam Al Ghazalir /Alena Darmel /Pexels

KABARCIREBON- Saat ini umat Islam di seluruh penjuru dunia tengah melaksanakan kewajiban ibadah puasa Ramadhan 1444 H selama satu bulan penuh. Namun anda perlu ketehui jika Imam Al Ghazali atau nama lengkapnya, Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al Ghazali ath-Thusi asy-Syafi’i. Beliau mengemukakan tiga tingkatan orang-orang yang berpuasa di dalam kitabnya Ihya ulumuddin.

Di dalam kitab itu ada tiga maqam (tingkatan) orang yang berpuasa pertama Shaum al-'umum, shaum al-khushush, dan shaum khawas al-khawash.Shaum al'umum adalah puasa pada umumnya manusia.

Kedua yakni shaum al-khushush. Ini merupakan puasanya orang-orang yang sudah sampai derajat istimewa. Terakhir shaum khawas al-khawash, yakni puasanya orang-orang yang paling istimewa.

Hal itu ditegaskan KH Didin Misbahudin mubaliq kondang asal Kabupaten Majalengka Jawa Barat yang juga Pengasuh Pondok Pesantren At-Tadzkir Desa Pasangrahan Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka.

Baca Juga: Jadwal Buka Puasa Hari Ini di Majalengka, Cirebon, Kuningan dan Indramayu, Minggu 26 Maret 2023

Hal senada pun dijelaskan Drs Abd Rasyid Qudaeda MPd, Anggota Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia MUI Sulsel. Menurut dia, untuk puasa tingkatan pertama yang dilakukan masyarakat pada umumnya itu sah, karena telah terpenuhi rukun dan syarat secara lahiriah.

Tapi kondisi ini sangat rentan dengan pembatalan nilai-nilainya, karena masih terbuka pintu kerusakan pahala puasa, dengan keburukan anggota badan maupun akal pikirannya.

"Orang-orang yang berpuasa tetapi masih berkata bohong, mengumpat, mengambil hak orang lain, berpikir yang buruk, riya, iri hati dan dendam kesumat, adalah orang-orang yang berpuasa pada tingkatan kelas umum ini," kata Drs Abd Rasyid Qudaeda MPd, anggota Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia MUI Sulsel seperti dikutip dalam laman resmi mui.

Baca Juga: Kemenag Rilis Nama Jemaah Haji se-Indonesia dan Majalengka Berhak Lunasi Biaya Haji 2023.Silakan Cek Nama Anda

Inilah di antara makna peringatan sabda Nabi Muhammad SAW, seperti yang diriwayatkan oleh lmam Bukhari dan Muslim:"Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan yang dusta, tindakan yang jahil, melainkan dia melakukannya, maka Allah tidak berkepentingan kepada puasanya orang tersebut."

Kemudian tingkatan kedua yakni shaum al-khushush. Ini merupakan puasanya orang-orang yang sudah sampai derajat istimewa, dimana puasa tidak lagi hanya mengendalikan keburukan syahwat perut dan kemaluan, tapi mampu mengendalikan dan mengontrol semua perilaku badan dan seluruh panca inderanya.

Baca Juga: Jelang Haji 2023, Pesawat Kargo Terbesar di Dunia Antonov 124-100, Mendarat di Bandara Kertajati Majalengka

"Matanya sudah dikendalikan dari melihat tontonan dan pemandangan yang sia-sia apalagi yang haram. Bahkan lisannya sudah dikendalikan dari mengatakan ucapan-ucapan yang sia-sia apalagi yang haram seperti bersaksi palsu, memfitnah, mengumpat, berdusta, mengado domba, memaki dan mencela orang,"katanya.

Tak hanya itu, telinganya pun telah dipelihara dari mendengarkan perkataan yang sia-sia. Apalagi perkataan yang haram. Dan seluruh anggota tubuhnya dikendalikan dari tindakan yang sia-sia. "Puasa semacam ini layak dikategorikan sebagai puasanya orang-orang saleh,"ucapnya.

Terakhir atau Ketiga, shaum khawas al-khawash, yakni puasanya orang-orang yang paling istimewa. Mereka berpuasa bukan sekadar menahan nafsu syahawat melainkan juga sudah menahan dan mengendalikan seluruh anggota badan serta dan panca indera dari segala perbuatan yang sia-sia dan haram.

Baca Juga: KABAR MAJALENGKA : Hukum Sikat Gigi di Bulan Ramadhan dan Resep Mengatasi Bau Mulut dari Dokter Spesialis Gigi

Puasanya orang-orang yang paling istimewa ini telah mengendalikan dan mengarahkan segenap potensi hati dan akalnya, fokus kepada zikir dan pikir yang baik. Sekaligus berzikir mengingat keagungan Allah dan berpikir merenung keajaiban ciptaan-ciptaan-Nya.

"Puasa pada derajat ini ini puasa yang paripurna, dimana dari mulai perut dan kemaluan, semua anggota badan, panca indera sampai kepada pikiran dan perasaan telah berpuasa. Itu dikendalikan dan dikontrol serta dikonsentrasikan hanya kepada satu objek, yakni Allah SWT,"ucapnya.

Derajat puasa seperti inilah maqam (tingkatan) puasanya para nabi dan para kekasih Allah SWT. Dimana tingkatan spiritual seorang hamba yang berpuasa sudah mendekat kepada derajat sifat-sifat kemalaikatan dan telah jauh dari sifat sifat kehewanan apalagi sifat-sifat kesetanan.

Baca Juga: Presiden Jokowi Larang Pejabat Buka Puasa Bersama di Bulan Ramadhan. Ini Reaksi Bupati Majalengka

"Puasa seperti inilah yang pasti menjamin dekatnya manusia kepada Allah SWT dan terkabulnya setiap permohonan,"tukasnya.***

Editor: Jejep Falahul Alam

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x