Ancaman El Nino Semakin Nyata, wilayah Cirebon Perlu Terus Waspada

- 8 Juni 2023, 09:00 WIB
Ilustrasi El Nino
Ilustrasi El Nino / bmkg.go.id/

Baca Juga: Terjadi 5 Kali Gempa Susulan Usai Gempa Bumi Magnitudo 6.1 di Pacitan Jawa Timur

Dijelaskan Kepala BMKG, berdasarkan pengamatan BMKG terhadap suhu muka laut di Samudra Pasifik, La Niña telah berakhir pada Februari 2023. Sepanjang periode Maret - April 2023, ENSO berada pada fase netral, yang mengindikasikan tidak adanya gangguan iklim dari Samudra Pasifik pada periode tersebut.

Dengan peluang 80%, kata dia, ENSO netral diprediksi mulai beralih menuju fase El Niño pada periode Juni 2023 dan diprediksi akan berlangsung dengan intensitas lemah hingga moderat.
Sementara itu, gangguan iklim dari Samudra Hindia, yaitu IOD (Indian Ocean Dipole), selama bulan Maret - April juga berada pada fase netral dan diprediksi berpeluang akan beralih menuju fase IOD positif mulai Juni 2023.

"Kombinasi dari fenomena El Niño dan IOD positif yang diprediksi akan terjadi pada semester II 2023 tersebut dapat berdampak pada berkurangnya curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia selama periode musim kemarau 2023. Bahkan, sebagian wilayah diprediksi akan mengalami curah hujan dengan kategori bawah normal (lebih kering dari kondisi normalnya) hingga mencapai hanya 20 mm per bulan dan beberapa wilayah mengalami kondisi tidak ada hujan sama sekali (0 mm/bulan)," paparnya.

Baca Juga: Untuk Sebuah Keadilan, Ridwan Kamil Monitoring Pelaksanaan PPDB di Sejumlah Sekolah Kabupaten Majalenga

Dwikorita mengatakan, sejumlah langkah strategis yang bisa dilakukan yaitu dengan optimalisasi penggunaan infrastruktur pengelolaan sumber daya air seperti waduk, bendungan, embung dan sebagainya untuk menyimpan air di sisa musim hujan agar dapat dimanfaatkan pada periode musim kemarau.

Langkah tersebut dilakukan untuk mengurangi risiko kekurangan air, baik bagi kebutuhan masyarakat maupun untuk kebutuhan pertanian. Selain itu, lebih menggalakkan upaya pencegahan dan mensiagakan upaya penanggulangan kebakaran hutan dan lahan, untuk mengantisipasi meningkatnya potensi karhutla, terutama wilayah atau provinsi yang rawan terjadi kebakaran hutan dan lahan.

"Upaya pencegahan harus lebih ditekankan dibandingkan pemadaman karena langkah ini lebih efektif untuk menghindari dampak yang luas. Pengetahuan dan pemahaman masyarakat perlu terus ditingkatkan dalam memahami pengelolaan hutan dan lahan, potensi ekonomi lokal dan pengolahan hasil produksi hutan dan lahan menjadi bernilai tambah," ujarnya.

Baca Juga: Link Live Streaming Fiorentina vs West Ham Livescore Final Conference League Sedang Berlangsung

Halaman:

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x