Belasan Tahun PMI Asal Majalengka Keberadaannya Tidak Terlacak

- 14 Juni 2023, 18:13 WIB
SEORANG pekerja migran di Arab Saudi Inah Sainah (40 tahun) anak kedua pasangan Rumanta (70 tahun) dan Sai (65 tahun)  asal Desa Garaswatu, Kecamatan Sindang, Kabupaten Majalengka sudah 18 tahun tidak pernah pulang dan tidak jelas dimana keberadaanya.*
SEORANG pekerja migran di Arab Saudi Inah Sainah (40 tahun) anak kedua pasangan Rumanta (70 tahun) dan Sai (65 tahun) asal Desa Garaswatu, Kecamatan Sindang, Kabupaten Majalengka sudah 18 tahun tidak pernah pulang dan tidak jelas dimana keberadaanya.* /Kabar Cirebon/ Tati/

KABARCIREBON- Seorang pekerja migran Indonesia (PMI) di Arab Saudi Inah Sainah (40 tahun), anak kedua pasangan Rumanta (70 tahun) dan Sai (65 tahun)  asal Desa Garaswatu, Kecamatan Sindang, Kabupaten Majalengka sudah 18 tahun tidak pernah pulang dan tidak jelas di mana keberadaanya.

Pihak keluarga berharap keberadaan Inah bisa segera terlacak dan diketahui nasibnya serta bisa segera kembali ke Tanah Air. Menurut keterangan kakak iparnya, Komarudin (45 tahun), pada tahun 2005 Inah  berangkat ke Arab Saudi sebagai asisten rumah tangga melalui salah satu sponsor TKW yang ada di daerahnya.

Satu bulan pertama bekerja di Aran Saudi, Inah terus  melakukan komunikasi dengan keluarga di Majalengka dan mengabarkan kondisinya baik. Namun setelah satu bulan tersebut diperoleh informasi bahwa Inah pindah majikan akibat terbujuk oleh temannya yang menjanjikan bekerja di tempat lain karena gajinya lebih besar dibanding majikan tempatnya saat itu bekerja.

Baca Juga: Alhamdulillah, Akhirnya Wali Kota Azis Lantik 320 Tenaga Guru SD-SMP dari Kota Cirebon untuk Menjadi PPPK

"Terakhir dia memberikan kabar, katanya Inah pindah dari majikan pertamanya karena terbujuk rayu sama rekan kerjanya untuk pindah kerja karena gajinya lebih besar. Sejak saat itu Inah tidak pernah menghubungi keluarga di Garawastu," ungkap Komarudin, Rabu (14/6/2023).

Yang fatal berdasarkan informasi yang diterima keluarga, kepindahan Inah dari majikan pertama tanpa sepengetahuan majikan atau minggat. Sehingga penelusuran pun sulit dilakukan karena nomor kontaknya tidak bisa dihubungi, majikannya pun tidak mengetahuinya.

Komarudin mengaku pernah berusaha mencari tahu tentang keberadaan Inah dengan  menanyakan kabar kepada pihak sponsor dan perusahaan atau PJTKI yang memberangkatkannya saat itu. Namun, baik pihak sponsor atau perusahaan yang memberangkatkannya tidak bisa memberi kejelasan di mana Inah sekarang berada.

Baca Juga: STKIP Yasika Majalengka dan Bank BTN Cirebon Gelar MoU,Bangun Kemitraan untuk Kemajuan Pendidikan di Indonesia

Halaman:

Editor: Iwan Junaedi

Sumber: Kabar Cirebon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah