Patung Pataraksa di Depan Kantor Bupati Cirebon Dicat Warna Putih, Ini Reaksi Seniman dan Budayawan

- 9 Oktober 2023, 20:49 WIB
Pengecatan Patung Pataraksa di Depan Kantor Bupati Cirebon. Patung Pataraksa kini dicat menjadi warna putih.
Pengecatan Patung Pataraksa di Depan Kantor Bupati Cirebon. Patung Pataraksa kini dicat menjadi warna putih. /Kabar Cirebon/Foto Iwan/

KABARCIREBON - Pengecatan Patung Pataraksa yang berada di depan Kantor Bupati Cirebon menuai pro dam kontra. Pasalnya, patung yang dibuat tahun 1986 oleh seniman dari ITB itu, kini dicat warna putih.

Padahal pada tahun 2014 lalu, sempat terjadi gejolak dari para budayawan dan seniman ketika patung kebanggaan warga Kabupaten Cirebon dicat warna warni. Sehingga, hal tersebut menjadi perhatian orang nomor satu di daerah tersebut.

Bupati Cirebon, H Imron Rosyadi mengatakan, dirinya sudah melakukan koordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) terkait Taman Pataraksa dan warna patungnya.

Baca Juga: Gegara Goreng Peyek, Rumah Nenek Asal Indramayu Ini Ludes Terbakar

Menurutnya, pengecatan yang dilakukan tersebut, pihak DLH sudah berkoordinasi dengan dinas terkait. "DLH sudah ngobrol dengan dinas terkait, pembangunan taman sedang berjalan dan untuk patung sendiri tidak mengurangi sejarah, itu gimana," kata Imron, Senin 9 Oktober 2023.

Ia mengungkapkan, sebenarnya tidak menjadi persoalan kalau Patung Pataraksa dilakukan pengecatan. Pasalnya, patung yang menjulang tinggi di Taman Pataraksa tersebut bukan patung peninggalan zaman dulu.

"Sebenarnya Patung Pataraksa bukan patung zaman dulu, tetapi zaman modern, sehingga tidak menyalahi pakem. Tetapi ada yang bilang selagi tidak menyalahi pakem tidak apa-apa dilakukan pengecatan," ungkap Imron.

Baca Juga: Ini 20 Alamat Pedagang Bakso yang Mantul di Cicalengka Bandung, Ada Pilihan Bakso Sahabat dan Bakso Bi Manah

Kepala Dinas Pertamanan dan Kebersihan pada DLH Kabupaten Cirebon, Agus Muklis menjelaskan, patung pelari atau patung Cirebon Berprestasi yang berada di Alun-alun Taman Pataraksa dicat dengan warna putih. Bahkan pihaknya sebelumya telah berkirim surat kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar).

"Bersurat ke Budpar mengarahkan untuk warna putih. Atas dasar surat itu dan kemudian mengarahkan kepada pelaksana untuk menggunakan warna itu," kata Agus.

Hal itu dilakukannya, lanjut Agus semata-mata itu adalah bentuk kehati-hatian pihaknya jangan sampai menuai pro dan kontra lagi. "Jadi kita sudah berkonsultasi kepada ahlinya. Dari yang ahlinya mengarahkan untuk dicat warna putih saja," ungkapnya.

Baca Juga: KASIHAN, Rumah Pekerja Pabrik Genteng Jatiwangi Majalengka Ludes Terbakar, Semua Barang Tidak Terselamatkan

Jika berbicara progres pembangunan Alun-alun Taman Pataraksa secara keseluruhan, pada minggu kemarin sudah 93 persen. Artinya tinggal 7 persen lagi pembangunan selesai.

"Kerumitan itu pada pemasangan gapura modern. Dan memakan waktu. Kita selalu lakukan rapat evaluasi setiap minggu. Pelaksana masih menyanggupi selesai tanggal 11. Kita tunggu saja," katanya.

Kritik dari Pegiat Budaya

Pangeran Chaidir Susilaningrat .* Ist/KC
Pangeran Chaidir Susilaningrat .* Ist/KC

Diberitakan sebelumnya, Tokoh Pegiat Budaya Cirebon, R Chaidir Susilaningrat mengkritik keras atas pengecatan kembali Patung Cirebon Berprestasi atau Monumen Pataraksa di Alun-alun Taman Pataraksa yang berada di depan Kantor Bupati Cirebon. Pasalnya patung tersebut kini dicat dengan warna putih.

Baca Juga: Ini 20 Alamat Pedagang Bakso yang Ngetop di Tapos Depok, Bisa Dicoba Bakso Portal, Bakso Gila, dan Bakso Galau

Menurut Chaidir, selain merusak nilai estetika dan seni, pengecatan patung pelari tersebut dilakukan sepihak tanpa meminta masukan dari tokoh seni dan budaya Cirebon.

"Jelas merusak nilai estetika patung pelari tersebut. Di mana-mana patung itu berwarna aslinya. Apalagi itu terbuat dari perunggu," kata Chaidir, Minggu 8 Oktober 2023.

Chaidir menjelaskan sebuah monumen merupakan bentuk atau simbol berkarakter, sehingga tidak bisa bebas diwarnai sesuka hati. Di berbagai kota baik di Jakarta maupun dimana pun warna logam aslinya dari segi estetika itu melihatkan originalitas.

Baca Juga: KCVB Banjarmasin Dukung Gibran Rakabuming di Pilpres 2024

"Monumen Pataraksa sejak awal dibuat sudah memiliki konsep dan karakter serta nilai estetika yang kuat. Jadi jangan sesuka hati untuk mengubah sebuah bentuk. Pembuat patung itu mungkin masih ada, dan setahu saya ketika pembuatan patung itu tahun 1986 itu pembuat patung dari ITB, jadi kalau mau di diubah warnanya baik dicat maupun diapakan mestinya dihubungi aja pembuat patungnya," kata Chaidir.

Bisa dibayangkan, setelah dicat dengan warna putih akan seperti apa. Dirinya menyayangkan perubahan warna patung sang monumental tersebut.

"Dulu saat masih abu-abu semua, kelihatannya gagah. Sekarang tidak tampak gagah lagi, karena sudah hilang estetikanya. Sekadar pendapat saya dibiarkan dengan warna aslinya lebih baik tidak perlu macan-macam. Patung itu perungu kalau digosok itu bagus warnanya. Kan masih bisa dibersikan mengunakan kimia tertentu," ujarnya.(Iwan/KC)

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah