Sambut Hari Santri Nasional, Lapkesdam PCNU Gelar Kongko Nahdliyyah

- 12 Oktober 2023, 20:01 WIB
Lakpesdam Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Cirebon menggelar Kongko Nahdliyyah.
Lakpesdam Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Cirebon menggelar Kongko Nahdliyyah. /IST /

KABARCIREBON - Dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional tahun 2023, Lembaga Kajian dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kota Cirebon menggelar Kongko Nahdliyyah.

Dalam edisi perdana tajuk yang dibincang adalah 'Pendekatan Ma’na cum Magza dalam Penafsiran Al-Qur’an di Era Transformasi Teknologi'. Bertindak sebagai narasumber Prof. Dr.phil. K. Sahiron, M.A sebagai penggagas teori tersebut. Kegiatan ini digelar di Pondok Pesantren Al-Fatih, Kayuwalang, Kota Cirebon. 

Dalam kegiatan ini, Sahiron menyampaikan bahwa jika ada ustaz dalam platform digital menyampaikan agama dan mengutip Al-Qur’an dengan penuh hujatan dan kemarahan dapat dipastikan bukan dari Al-Qur’an.

Baca Juga: Tingkatkan Mutu Pendidikan, Puluhan Ponpes Dibekali Pemahaman UU Pesantren

Menurutnya, salah satu paradigma universal dari Al-Qur’an adalah cinta dan kasih sayang. Pendekatan ma’na cum magza bagi pengasuh Pesantren Baitul Hikmah Yogyakarta ini meniscayakan pemanfaatan keilmuan pesantren dalam implementasinya. 

"Sebab ada tiga elemen penting yang harus diperhatikan bagi seseorang yang memahami Al-Qur’an. Pertama, elemen Al-ma’na At-tarikhi. Dalam konteks ini seorang penafsir harus menyelami dunia pemaknaan di masa generasi awal Islam. Proses penggalian ini melibatkan pendekatan sejarah, linguistik, dan keilmuan lain yang umum dikaji di dunia pesantren," ujarnya.

Kedua, menurutnya, ada elemen Al-maghza At-tarikhi. Kita, tutur Presiden Asosiasi Ilmu Alquran dan Tafsir (AIAT) se-Indonesia ini, harus memahami signifikansi diturunkannya suatu ayat pada generasi awal Islam. 

Baca Juga: Bambang Mujiarto Ajak Masyarakat Aktif Menjaga Kedaulatan Pangan

"Elaborasi ini bukan hanya dilakukan melalui sabab nuzul, karena itu terlalu sempit. Diperlukan data-data historis lain yang menyokong akurasi konteks signifikansinya," katanya.

Ketiga, ia menambahkan, ada juga elemen Al-magza Al-mutaharrik. Penelusuran signifikansi dalam linimasa historis yang bersifat dinamis sangat penting untuk dilakukan. Bagaimana para penafsir memiliki konteks sosial-historis dalam menafsirkannya, dan bagaimana suatu ayat dikontekstualisasikan di era sekarang merupakan pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dalam proses memahami Al-Qur’an. 

Halaman:

Editor: Fanny Crisna Matahari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x