Baca Juga: IAIN Cirebon Luluskan Doktor yang Berkontribusi di Bidang Teknologi Pendidikan
Karena semangat dan pejuangannya, ia dikenal sebagai Muharrikul Afkar yang artinya penggerak dan pembangkit semangat perjuangan. Ia juga pernah mendapat sebutan “Mushlikhu Dzatil Bain” (pendamai dari kedua pihak yang berselisih) karena sering mendamaikan para ulama yang bersitegang.
Ia juga pernah menjadi anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS). KH. Abdul Chalim wafat di Leuwimunding pada tanggal 12 Juni 1972 di Leuwimunding. Kini, namanya diabadikan menjadi nama perguruan tinggi di Mojokerto, yaitu “Institut Pesantren KH. Abdul Chalim Mojokerto” yang kini sedang berproses menjadi Universitas Pesantren KH. Abdul Chalim Mojokerto.(Tati Purwati/Kabar Cirebon)***