Gegara Kimia, Tingkat Keasaman Tanah di Kertajati Tinggi, Petani Sulit Tanam Padi

- 28 November 2023, 12:09 WIB
Sawal di Majalengka terlihat kering terkena imbas Bendung Rentang yang sedang dikeringkan sebagai bagian dari perawatan.
Sawal di Majalengka terlihat kering terkena imbas Bendung Rentang yang sedang dikeringkan sebagai bagian dari perawatan. /Kabar Cirebon/Foto Tati Purwati/

KABARCIREBON - Hampir semua kondisi tanah atau potensial of hydrogen (pH) di areal sawah di wilayah Kecamatan Kertajati cukup tinggi sehingga sebelum mengolahan sawah jelang musim tanam (MT) rendeng para petani harus terlebih dulu membubuhkan kapur untuk menetralisir tanah.

Menurut keterangan Koordinator Penyuluh Pertanian Kecamatan Kertajati Ali Imron, tingginya tingkat keasaman tanah diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan beberapa waktu lalu.

Kondisi tersebut sangat mempengaruhi tingkat produktifitas padi yang akan lebih rendah jika dibanding dengan tingkat keasaman yang seimbang atau paling tidak pH berada di posisi 6 – 7 agar tingkat kesuburannya bisa tinggi.

Baca Juga: Soroti BBWSCC, Mantan Bupati Majalengka: Bendung Rentang Terlalu Lama Dikeringkan, Kasihan Petani!

Tingginya tingkat keasaman tanah ini akibat prilaku petani yang terus menerus menggunakan pupuk kimia serta pengaruh dari insektisida juga pestisida. Sedangkan penggunaan pupuk organik nyaris minim bahkan ada petani yang tidak bersedia memanfaatkan pupuk organik dengan beragam alasan. Seperti halnya tingkat pertumbuhan yang lambat.

“pH tanah idealnya 6,5 atau 6 juga sudah bagu, hingga 7,8,” ungkap Ali Imron.

Disampaikan Ali Imron, penggunaan bahan organik yang dimanfaatkan petani di sawahnya hanya sekitar 0,06 persenan saja. Selebihnya, penggunaan bahan kimia. Sehingga, wajar jika keasaman tanah cukup tinggi, padahal seharinya organik bisa mencapai 5 persenan.

Baca Juga: Cek Bansos November-Desember 2023 BPNT, El Nino dan PKH Cair Sekaligus, Segini Besarannya

Selama ini, karena keasaman tanah cukup tinggi maka produksi gabah kering giling dari setiap hektarenya hanya sebanyak 6 tonan saja. Padahal, idealnya jika kondisi pH yang normal maka produksi bisa dicapai 8 ton GKG dari setiap hektarenya.

Halaman:

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x