KH Maman Imanulhaq Majalengka : Alm Buya Syakur Ulama Kharismatik yang Meninggalkan Jejak yang Penuh Inspirasi

- 17 Januari 2024, 12:09 WIB
Anggota DPR RI Fraksi PKB KH Maman Imanulhaq tengah berfoto bersama dengan Almarhum Buya Syakur semasa hidupnya
Anggota DPR RI Fraksi PKB KH Maman Imanulhaq tengah berfoto bersama dengan Almarhum Buya Syakur semasa hidupnya /Jejep/

KABARCIREBON-Duka mendalam menyelimuti umat Islam atas berpulangnya seorang ulama kharismatik, Prof. Dr. K. H. Abdul Syakur Yasin, MA atau Kiai yang akrab disapa Buya Syakur. Almarhum tak hanya dikenal di lingkungan masyarakat lokal, namun meraih pengakuan di panggung nasional bahkan di mata dunia.

Kabar wafatnya Buya Syakur menjadi duka mendalam bagi umat yang mencintainya, salah satunya diungkapkan Anggota DPR RI Fraksi PKB KH Maman Imanulhaq, yang merupakan seorang pengagumnya.

Menurut Kiai Maman, Buya Syakur bukan hanya seorang ulama konvensional, melainkan juga seorang inovator dakwah yang memanfaatkan berbagai platform media. Channel YouTube miliknya, lanjut Kiai Maman, memiliki jutaan viewers, hal itu menjadi bukti bahwa dakwahnya mampu menembus batas-batas geografis dan menginspirasi banyak orang.

Baca Juga: Innalillahi, Buya Syakur Yasin Pimpinan Ponpes Cadangpinggan Indramayu Wafat

"Penguasaan teknologi yang dimilikinya diimplementasikan dengan bijak untuk kemaslahatan umat Islam pada umumnya," kata pengasuh Pondok Pesantren Al-Mizan Majalengka ini, Rabu 17 Januari 2024.

Kepergiannya Buya Syakur meninggalkan kekosongan yang sulit diisi, terutama dalam hal penguasaan wawasan keilmuan yang luas. Almarhum Buya Syakur dikenal tak hanya sebagai penceramah ulung, namun juga pemikir yang kritis.

"Kendati pandangannya terkadang kontroversial, beliau selalu menanggapinya dengan kedamaian dan mempromosikan pendekatan dialog sebagai solusinya,"ucapnya.

Baca Juga: Innalillahi, Buya Syakur Yasin Pimpinan Ponpes Cadangpinggan Indramayu Meninggal Dunia

Salah satu warisan besar yang ditinggalkan Buya Syakur, lanjut Kiai Maman, perhatiannya terhadap dunia pesantren. Pesantren yang diasuhnya tak hanya menjadi tempat pembelajaran agama, namun juga pusat inovasi dengan berbagai program. Baik itu pertanian dan alih teknologi.

"Almaharhum telah menghubungkan berbagai pesantren untuk saling berbagi ide dan gagasan demi kemajuan bersama,"katanya.

Masih dikatakan Kiai Maman, almahurm tak hanya sebagai intelektual dan pembaharu di bidang agama, ia pun dikenal sebagai sosok yang mendalami budaya tasawuf. Pengajaran tentang mengenal diri, bermuhasabah, dan tarikatnya menjadi landasan bagi banyak orang dalam mendekatkan diri kepada Allah, sesama manusia, dan alam.

Baca Juga: Mundurnya Maruarar Sirait dari PDI Perjuangan Berdampak ke Majalengka, Ini yang Terjadi

Bahkan Trilogi keberagamaan yang ditekankan Almarhum Buya Syakur—habluminallah, habluminannas, dan habluminalalam—kini menjadi warisan berharga, yang akan terus memandu umat Islam. Sehingga kehilangan Buya Syakur bukan hanya sebagai kehilangan sosok ulama, tetapi juga sosok yang memimpin dengan teladan.

Almarhum juga tak hanya memberikan contoh dalam berdakwah, tetapi juga dalam berinteraksi dengan sesama manusia. Sikapnya yang selalu tenang dan pendekatan dialognya mengajarkan kita bahwa perbedaan adalah bagian dari sunnatullah dan dapat diselesaikan dengan kepala dingin.

"Selamat jalan Buya Syakur, ajaran dan tarikatmu akan tetap menjadi cahaya pencerahan bagi kami semua. Semoga Allah SWT menerima amal ibadahmu dan menjadikanmu sebagai syafa'at bagi umat Islam,"tutupnya.***

 

Editor: Jejep Falahul Alam

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x