"Saya melihat Dena melakukan pengunduran diri dengan cara yang tidak benar. Seharusnya mekanismenya, melalui Ketua TMP, kemudian laporan ke DPC. Ini ujug ujug langsung ke DPC dengan membawa massa, dan hanya menyerahkan rompi, yang notabene bisa dibeli di pasar,"ungkap mantan Bupati Majalengka Periode 2008-2013 dan 2014-2018 ini di tempat yang sama.
Sementara itu, Ketua DPC PDIP Majalengka, H Karna Sobahi, mengucapkan terima kasih atas klarifikasi yang diungkapkan Ketua TMP Majalengka, Sabungan Simatupang. Dengan tegas, kata Karna, membantah klaim Dena Muhamad Ramdan yang menyebutkan mundurnya 150 kader PDIP. Ternyata itu hanya sebagai hoax dan kebohongan publik. Karena kenyataanya hanya ada 3 orang.
Karna menambahkan, bahwa dirinya telah menerima pesan singkat langsung dari Maruarar Sirait (Bang Ara) beliau pamit izin pamit keluar dari PDIP. Contoh tindakan ini jelas sangat santun dan bijaksana. Namun perbedaan sikap dipertontonkan bendahara TMP, yang dinilai urakan karena membawa massa. Padahal seharusnya bisa mundur dengan cara yang baik dan sopan.
"Ini yang menjadi tanda tanya besar, ada motif apa dibalik semua ini," ungkap Karna Sobahi.
Meski demikian, Karna Sobahi akan memberikan klarifikasi secara utuh ke DPP PDIP dan meluruskan opini publik yang sudah beredar ini. Dirinya menyadari bahwa berita ini telah menjadi viral di masyarakat maupun di media sosial.
"Kabar ini perlu diluruskan, terutama klaim 150 kader PDIP mundur, itu berita hoax dan diduga hanya untuk mencari kehebohaan semata," tambahnya.
Meski demikian, PDIP secara keseluruhan tetap menunjukkan komitmen untuk menjaga soliditas partai di tengah perang di Pemilu 2024 ini. "Kita tetap solid dan PDIP Insha Allah kembali menang di Pemilu 2024 ini,"katanya. ***