Dirinya mengharapkan kontraktor untuk memperhatikan kualitas bangunan yang dikerjakan dan konsultan, agar mengawasi material yang digunakan.
"Pengawasan harus diperketat oleh seluruh pihak, saat rehab sekolah. Supaya kejadian serupa tak terjadi. Kasihan anak-anak yang sedang menuntut ilmu, tertimpa reruntuhan bangunan saat belajar," pungkas Diah.
Sekedar informasi, enam siswa luka ringan dan mendapatkan perawatan intensif di tempat pelayanan kesehatan, karena ambruknya atap baja ringan SMPN 2 Greged, Kabupaten Cirebon.
Peristiwa ambruknya ruang kelas 7B, WC, ruang UKS dan ruang guru tersebut, terjadi Jumat (12/1/2024) sekitar pukul 9.00 WIB.
Saat itu, para guru sedang berada di ruangan dan siswa juga sedang melakukan kegiatan belajar. Meski tak ada hujan, secara tiba-tiba kedua ruangan tersebut ambruk dan menimpa orang yang berada di bawahnya.
Baca Juga: Sekda Kuningan Ajak ASN Berpegang Teguh Pada Pancasila
Siswa yang berada di ruang kelas, berhamburan keluar kelas dan naas bagi anak yang duduk di belakang, tak berhasil menyelamatkan diri, sehingga terluka di bagian kepala, tangan dan kaki. Korban sempat mendapatkan perawatan di Puskesmas kemudian diperbolehkan pulang.(Supra/KC).***