Dulu menurutnya, masyarakat di desanya hampir semua menjadi perajin anyaman bambu. Ada yang bakul, nyiru, ayakan, tipluk (pipiti) dan sebagainya. Kini, seiring dengan perkembangan teknologi, perajin semakin berkurang. Sehingga, perajin tinggal tersisa orang tua.
Namun demikian, mereka menolak jika kerajinan bambu harus punah. Makanya, mereka berharap anak sekolah didorong untuk bisa menganyam dan melanjutkan tradisi nenek moyang.
Baca Juga: Jalin Sinergitas, Pj Wali Kota Cirebon Kunjungi Kapolres Cirebon Kota
Di Kecamatan Leuwimunding sendiri ada sejumlah desa yang masyarakatnya hidup dari pengrajin anyaman bambu. Selain Nanggerang, ada Heuleut, Rajawangi, dan sejumlah desa lainnya.
Pj Bupati Majalengka Dedi Supandi saat meninjau perajin anyaman bambu di Desa Nanggerang menyebutkan, pohaknya akan mendorong sekolah di wilayah Leuwimunding agar menganyam menjadi ekstrakurikuler atau muatan lokal di sekolah.
Menurutnya budaya vokasi perlu dilakukan sejak kecil dari rumah tangga. Ini sebagai upaya industri rumahan bisa naik kelas. “Tadi ada juga perajin yang katanya mulai sulit memasarkan, itu nanti coba dibantu,” ungkap Dedi Supandi.(Tati Purwati/Kabar Cirebon)***