KABARCIREBON - Warga di Desa Nanggerang, Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka memohon Pj Bupati Majalengka membuat sistem agar pelajar tidak kecanduan gadget.
Untuk itu, mereka mendesak Pj Bupati Majalengka agar memasukkan kerajinan anyaman sebagai kegiatan ekstrakurikuler atau muatan lokal di sekolah.
Alasannya, saat ini anak muda sudah enggan menjadi perajin anyaman bahkan belajar menganyam pun tidak bersedia. Anak sekolah di saat senggang bukan belajar menganyam melainkan bermain gadget.
Baca Juga: Kabupaten Majalengka Kalahkan Kota Bandung, Sektor Ini Dibanggakan Karena Menghidupi Desa
Padahal, menurut para perajin seperti disampaikan Nenti, Acih dan Aminah, sekarang ini kerajinan anyaman masih dibutuhkan oleh banyak konsumen. Terutama bakul, nyiru, ayakan dan sejumlah barang lainnya.
Malah menurut Acih, kerajinan bakul banyak dibutuhkan warung nasi. Karena, banyak pemilik warung yang kembali mengunakan bakul sebagai wadah nasi.
“Sekarang penganyam bambu tinggal orang – orang yang sudah lanjut usia, anak muda tidak mau belajar nganyam. Padahal, kalau terus ditekuni masih bisa menghasilkan uang,” ungkap Acih.
Nenti, perajin lainnya menyebutkan, permintaan pasar untuk kerajinan bambu sebetulnya tidak setinggi jaman dulu. Karena, kalah bersaing dengan anyaman sintetis, selain harga barang plastik yang juga bisa lebih murah.