Padahal, petani di wilayah setempat baru saja memulai masa tanam sekitar 1 bulan. Sebagian lagi masih ada yang bisa diselamatkan. "Kebanyakan yang mati, semuanya kelelep banjir," ucap dia.
Baca Juga: Bikin Merinding, Bukan Berebut Bansos tapi Warga Gewok Kuningan Berebut Bayar PBB dari Celengan
Karena banjir ini dia menaksir petani bakal merugi Rp 90 Jutaan. Dia mengaku sudah mengeluarkan biaya sekitar Rp 90 juta untuk memulai masa tanam di sawah miliknya seluas 12 hektar.
Namun, imbas banjir tersebut, semua tanaman padi yang belum lama dia tanam itu mati.
Camut menyatakan, biaya yang sudah dikeluarkan itu adalah operasional, meliputi biaya garap sawah, pupuk, dan lain sebagainya. Namun, semuanya kini lenyap dalam sekejap akibat banjir."Saya pasrah, mau minta ganti rugi ke siapa ?," keluhnya
Baca Juga: Danrem 063/SGJ Resmikan Koperasi Primkop Kartika Kodim 0614/Kota Cirebon
Perihal yang sama dikatakan Raswa (60 tahun), Dikatakannya, karena saluran pembuangan yang tidak berfungsi normal membuat air menggenang. Termasuk sawah miliknya seluas 2 hektar.
"Ya saya mencoba menyelamatkan yang baru berusia 1 bulan kurang. Tanaman ini sengaja dicabut dahulu dengan harapan, saat sawah sudah surut bisa ditanam kembali, " terangnya.
Pencabutan yang dilakukan bertujuan untuk meminimalisir kerugian yang harus ditanggung. "Banjir ini karena curah hujan, namun pembuangannya gak jalan," ucapnya.***