Jenderal TNI (Purn) Dudung Abdurrachman Beri Materi tentang Persatuan kepada Ratusan Mahasiswa UGJ

- 16 Februari 2024, 20:24 WIB
Mantan KASAD, Jenderal TNI Purn Prof. Dr. H. Dudung Abdurrachman memberikan materi tentang kebhinekaan dan persatuan kepada ratusan mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Jati di Auditorium Kampus I UGJ.
Mantan KASAD, Jenderal TNI Purn Prof. Dr. H. Dudung Abdurrachman memberikan materi tentang kebhinekaan dan persatuan kepada ratusan mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Jati di Auditorium Kampus I UGJ. /IST /

KABARCIREBON - Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Swadaya Gunung Jati (YPSGJ) yang juga mantan KASAD, Jenderal TNI Purn Prof. Dr. H. Dudung Abdurrachman memberikan materi tentang kebhinekaan dan persatuan kepada ratusan mahasiswa Universitas Swadaya Gunung Jati di Auditorium Kampus I UGJ. 

Dalam kegiatan ini juga dilakukan tanda tangan kerjasama antara UGJ dengan Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM). Menurut Dudung, kerjasama antara UGJ dan STHM perlu dilakukan untuk memperkuat pendidikan di bidang hukum.

Dudung mengatakan, mahasiswa perlu menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Apalagi di era disrupsi saat ini, di mana suatu era terjadi perubahan mulai dari sistem tatanan yang cenderung menggunakan teknologi. Dudung mencontohkan mahasiswa yang saat ini sangat mudah memanfaatkan teknologi, bahkan dalam hal memesan makanan sekalipun.

Baca Juga: Pemilu di Wilayah Kecamatan Cidahu Kuningan Bebas dari Money Politic

"Sekarang mahasiswa pesan makanan cepat datang sesuai keinginan dengan teknologi. Begitupun juga tentang informasi bagaimana tentang perkembangan teknologi yang begitu cepat. Salah satu perubahan yang terjadi adalah perubahan karakter generasi," kata dia.

Dudung mencontohkan generasi Baby Boomer (55-77 tahun) yang lahir setelah perang dunia. Menurutnya, generasi tersebut mempunyai disiplin keras, mental dan prinsip yang kuat, namun gagap teknologi. Dudung juga mencontohkan generasi Y/Milenial (28-44 tahun), generasi yang lahir dalam perkembangan teknologi, karakter kreatif, bebas ekspresi dan open minded, namun kurang dalam interaksi sosial.

"Generasi Z misalnya (<27 tahun), aktif berinteraksi di dunia maya, penguasaan teknologi yang tinggi, namun menginginkan sesuatu yang instan dan mudah menyerah. Sekarang kita coba cari pertanian yang usia di bawah 27 tahun, apalagi cari tukang becak sangat sulit," katanya.

Baca Juga: Bupati Imron Pastikan Pemilu di Kabupaten Cirebon Berjalan Aman dan Lancar

Dudung juga menyinggung persoalan internet yang sangat terbuka. Apalagi, menurutnya, apa yang ada di internet belum tentu valid, sebab informasi belum tentu kebenarannya. Dudung juga menyinggung soal hoaks yang jika tidak diimbangi dengan literasi yang baik, maka akan berdampak buruk. Untuk itu, menurutnya, mahasiswa yang mempunyai literasi yang baik, bisa membendung informasi yang kurang valid.

"Pada akhirnya, informasi yang tidak baik, mudah sekali terjadi konflik sara. Pluralisme di Indonesia sangat beranekaragam, baik dari suku agama, maupun golongan sehingga sangat rentan apabila tidak dikelola dengan baik. Mahasiswa mempunyai peran penting untuk menjaring itu," tuturnya. 

Halaman:

Editor: Fanny Crisna Matahari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x