Akhirnya, ustadz beserta istrinya yang berstatus guru honorer, dipercaya olehnya menjadi relawan dalam upaya ikutserta menyukseskan pencalonannya. Namun apa yang terjadi di hari H Pemilu tentang berapa suara yang telah mendukungnya, malah dijawab dengan enteng tanpa rasa malu bahwa tidak ada yang memilih satu orang pun.
Dirinya sangat kecewa tapi bukan akibat memberi bantuan laptopnya. Namun kelakuan seorang ustadz yang notabene guru agama, tahu dosa dan tahu pula tata etika, malah mengabaikan orang yang telah peduli dan baik. Orang tersebut lebih mengedepakan calon legislatif (Caelg) yang diduga memberikan uang Rp50 ribu saja.
"Maaf, bukan masalah laptopnya. Namun ini sebagai gambaran pola pikir sebagian masyarakat Kuningan timur yang sulit untuk maju," ucapnya. (Iyan Irwandi/KC) ***
Dapatkan informasi terbaru dan terpopuler dari Kabar Cirebon di Google News