Tekan Lanju Inflasi, Pemkab Majalengka Berencana Membangun Pasar Induk Sayuran di Kadipaten

- 3 Maret 2024, 14:51 WIB
Ilustrasi Pasar Induk yang rencananya akan dibangun Pemkab Majalengka
Ilustrasi Pasar Induk yang rencananya akan dibangun Pemkab Majalengka /Kabar Banten/Rizki Putri

KABARCIREBON - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka berencana membangun Pasar Induk Sayuran di Kadipaten agar  petani asal Kecamatan Lemahsugih atau Argapura bisa lebih dekat mengirim sayuran serta berdampak pada pengurangan angka inflasi di Kabupaten Majalengka.

Diketahui kedua Kecamatan Lemahsugih dan Argapura ini adalah penghasil aneka sayuran terbesar di Kabupaten Majalengka yang produksinya dikirim ke pasar induk di luar kota.

Dua kecamatan ini hampir seluruh petaninya bertani holtikultura.

Baca Juga: Inilah Pengakuan Orang Tua yang Bangga Anaknya Kerja di Bank BTPN Syariah

Selama ini menurut PJ Bupati Majalengka Dedi Supandi, produksi sayuran asal Kecamatan Lemahsugih dikirim ke Pasar Induk Jagasatru, Cirebon, Patrol, Indramayu dan sejumlah pasar induk lainnya.

Dari Jagasatru sebagian komoditas sayuran dikirim kembali ke Majalengka.

Dengan begitu peredaran uang yang cukup tinggipun terjadi di Cirebon bukan di Majalengka, disamping itu harga komoditas sayuran terutama cabe keriting, cabe merah, tomat, kentang, kol dan komoditas sayuran lainnya di Majalengka menjadi mahal karena transit di kota lain.

Baca Juga: KPU Mulai Hitung Perolehan Suara Pemilu Tingkat Kota Cirebon

“Kedepan kita ingin pengiriman sayuran dari petani Majalengka tidak ke Jagasatru, tetapi pedagang dari Jagasatru yang harus datang ke Pasar Kadipaten. Uang nanti disimpan di Majalengka bukan di Cirebon,” ungkap Dedi.

Menurutnya, pembangunan pasar Induk Kadipaten ini harus terkoneksi ke pembangunan Segi Tiga Rebana  agar bisa masuk pada skala prioritas pembangunan percepatan Rebana dan bisa segera di proses bersama dengan program pembangunan lainnya.

Keuntungan lainnya jika pasar Induk berada di Kadipaten maka hargapun akan lebih bisa ditekan dengan begitu tingkat inflasi dari beberapa sektor penyumbang inflasi cukup besar seperti cabe merah, bawang merah dan komoditas lain akan lebih kecil dibanding sekarang karena barang tersedia dengan harga lebih murah.

Baca Juga: Siswa SMA Negeri 2 Kuningan Diajak Kamis Nyunda

“Saya sudah bicara dengan petani di Lemahsugih yang selama ini mengirimkan sayurannya ke Jagasatru. Mereka menyatakan kersediaanya menjual sebagian sayurannya di Kadipaten, Majalengka sebelum Pasar Induk Kadipaten dibangun," ujarnya.

"Bayangkan labu siam kecil berton – ton, cabe merah, cabe keriting, bawang daun, tomat, kol, sawi putih, wortel dan sayuran lainnya dikirim ke Jagasatru, yang untung pedagang disana, uang beredar di Cirebon. Nanti mah harus pedagang Jagasatru yang datang ke Kadipaten.” ungkap Dedi.

Menyinggung soal lahan untuk pembangunan pasar induk, Dedi menyebut Lahan tanah milik Pemda Majalengka cukup luas. Memiliki lahan tanah di Pagandon, Lahan sekitar Terminal Cipaku yang kini mangkrak, lahan ini berdekatan dengan Pasar Induk ternak Bojong Pakuwon.

Baca Juga: Tanamkan Kecintaan Lingkungan, Siswa Kuningan Dibekali Mulok Gunung Ciremai

“Buat kajian yang menyeluruh yang bisa dibangun untuk Pasar Induk, tujuannya ingin petani Majalengka diuntungkan dan bisa sejahtera, transaksi jual beli terjadi di Majalengka,  uang hasil penjualan juga disimpan di Majalengka, dengan adanya peredaran barang yang cukup tinggi di Majalengka bisa menekan angka inflasi. Konsumen asal Majalengka yang berbelanja bisa mendapat barang dengan mudah dan murah,” ungkap Dedi.

Sementara itu salah seorang petani sayuran asal Blok Cakrawati, Desa Lemahputih, Kecamatan Lemahsugih, Jojo membenarkan selama ini sayuran yang diproduksinya dijual ke Jagasatru.

Alasannya di sana sudah memiliki langganan sehingga mudah menjual barang.

Halaman:

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x