Sementara itu, guru SMPN 2 Pangenan, Junandi, banjir yang terjadi kerap menjadi kendala KBM di sekolah, sehingga para siswa diberi tugas untuk dikerjakan di rumah.
"Dalam satu bulan ini, sudah tiga kali kebanjiran. Bahkan, Senin (4/3/2024) dibersihkan usai banjir, hari ini Rabu (6/3/2024) mengalami hal serupa," tuturnya.
Junandi menceritakan, banjir yang terjadi dikarenakan meluapnya sungai yang ada di dekat sekolah. Disamping itu, lokasi sekolah yang hampir setara dengan tanggul sungai, sehingga banjir kerap terjadi.
"Hanya berselang satu hari dari banjir yang lalu, kini hal serupa terjadi," ceritanya.
Junandi menambahkan, banjir yang terjadi dengan ketinggian variatif tak berdampak dengan dokumen sekolah. "Untuk dokumen sekolah masih aman, karena ketinggian kisaran sebetis orang dewasa. Bahkan untuk ruang guru, hanya sedikit air yang masuk," ujarnya.
Dirinya mengharapkan perhatian serius dari pihak terkait untuk mencegah banjir di sekolah ini, agar para siswa dan guru dapat melaksanakan KBM secara maksimal.
"Terganggu sih tidak untuk KBM, namun kurang maksimal saja," pungkas Junandi.
Sementara Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon, Deni Nurcahya, data yang sudah masuk ke pihaknya yang terdampak banjir yakni dari Desa Ciuyah Kecamatan Waled ada 712 unit rumah yang terendam dan satu orang warga dinyatakan meninggal dunia.