79,5 Persen Remaja Pengguna Internet di Kuningan Diperlukan Etika dalam Bermedsos

- 22 Maret 2024, 13:04 WIB
Subkor Kemitraan dan Kelembagaan Media Dinas Kominfo Kab. Kuningan, Nana Suhendra, dihadapan ratusan Pelajar SMP se-Kabupaten Kuningan dalam  Seminar Smart dalam Bersosmed  melalui kegiatan Ngabuburit di Bulan Suci Ramdhan 1445 H bareng Guru BK Rasa Sohib Bagi Siswa (NGABAKAR SOSIS) melalui Zoom.
Subkor Kemitraan dan Kelembagaan Media Dinas Kominfo Kab. Kuningan, Nana Suhendra, dihadapan ratusan Pelajar SMP se-Kabupaten Kuningan dalam Seminar Smart dalam Bersosmed melalui kegiatan Ngabuburit di Bulan Suci Ramdhan 1445 H bareng Guru BK Rasa Sohib Bagi Siswa (NGABAKAR SOSIS) melalui Zoom. /Emsul/KC/

KABARCIREBON - Sebanyak 79,5 persen remaja sebagai pengguna internet dari kalangan siswa SMP cukup dominan, namun disamping memiliki hobi menggunakan alat komunikasi tersebut diperlukan etika ata tatacar dalam bermedsos.

Demikian diungkapkan Subkor Kemitraan dan Kelembagaan Media Dinas Kominfo Kab. Kuningan, Nana Suhendra, di hadapan ratusan Pelajar SMP se Kabupaten Kuningan mengikuti Seminar Smart dalam Bersosmed melalui kegiatan Ngabuburit di Bulan Suci Ramdhan 1445 H bareng Guru BK Rasa Sohib Bagi Siswa (NGABAKAR SOSIS) yang diselenggarakan oleh Musyawarah Guru Bimbingan Konseling (MGBK) SMP Kabupaten Kuningan melalui Zoom meeting, Selasa 19 Maret 2024.

“Etika bermedia sosial bagi remaja sangat penting. Apalagi saat ini kita berada di zaman yang banjir informasi, setiap orang bisa memproduksi informasi sendiri dan bisa sampai kepada kita, terutaman remaja. Untuk itu penting memfilter informasi, memilih konten yang bermanfaat, dan berkontribusi secara positif dalam setiap interaksi online,” kata Nana.

Baca Juga: Dengan Dana Sharing Rp300 Juta, Popwilda Jabar Siap Digelar di Kuningan dan Ini Venue Pertandingannya

Oleh karena itu, disinilah pemahaman akan etika bermedia sosial perlu diketahui terutama para pelajar, agar dapat menjaga kesopanan, menghargai perbedaan, dan menghindari penyebaran konten yang merugikan. Untuk etika bermedsos bagi remaja, perlu dilakukan pemahaman.

Agar tidak menjelek-jelekan sesuatu atau seseorang melalui postingan, menghargai pendapat pengguna lain, tahu kapan boleh dan tidak untuk menandai orang lain di foto atau mempublish foto tanpa seijin pemilik, membangun reputasi yang positif dengan memberikan ajakan positif, selalu menuliskan sumber pada karya orang lain, pergunakan Bahasa yang Baik.

“Selain itu, jangan melakukan Cyberbullying, menjaga privasi akun media sosial dengan baik, hindari penyebaran SARA (Suku, Agama, dan RAS) Pornografi dan penyebaran aksi kekerasan dan kroscek kebenaran berita atau jangan menyebarkan berita palsu-HOAKS,” jelasnya.

Baca Juga: Sejumlah Warga Garawangi Kuningan Serbu Gerakan Pangan Murah

Menurutnya, akibat dari berita palsu adalah munculnya rasa saling curiga, sikap tak percaya, intoleransi, bahkan kebencian terhadap pihak atau kelompok tertentu. Usia muda dengan kemampuan mengolah informasi yang masih terbatas berpotensi membuat remaja mudah terpapar efek buruk dari hoaks.

Nana menerangkan, berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) 2024, dari total populasi 278,6 juta jiwa, sekitar 221 juta orang kini telah terhubung jaringan internet. Sementara dari segi umur, orang yang berselancar di dunia maya ini mayoritas adalah Gen Z (1997-2012) sebanyak 34,40%.

Lalu, berusia generasi milenial (1981-1996) 30,62%. Kemudian berikutnya, Gen X (1965-1980) 18,98%, Post Gen Z (kelahiran kurang dari 2023) 9,17%, baby boomers (1946-1964) 6,58% dan pre boomer (1945) sebanyak 0,24%.

Baca Juga: Kuningan Memanggil Mr. Dian Rachmat Yanuar, Wowo: Kami Butuh Bupati yang Muda dan Bertalenta

Bahkan menurutnya, seperti dilansir dari kominfo.go.id bahwa, Studi yang didanai oleh UNICEF dan dilaksanakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) menemukan bahwa 98 persen dari anak-anak dan remaja tahu tentang internet dan 79,5 persen diantaranya adalah pengguna internet. Untuk itu, hal ini perlu adanya literasi digital bagi remaja, dan menjadi tanggung jawab bersama.

Lalu, apa yang bisa dilakukan untuk menghindari dari paparan hoaks. Hal ini juga ditanyakan oleh Nabila siswi dari SMPN Cigugur. Nana menerangkan, Diantaranya, perlu dibiasakan untuk kritis dalam menerima informasi dan biasakan melakukan verifikasi. Sebelum memercayai sebuah cerita atau informasi dari orang lain, cek dulu kebenarannya, serta penting untuk melatih mengenali situs berita yang layak dipercaya.

Acara yang berlangsung komunikatif dengan pelajar ini, banyak pertanyaan terkait permasalahan yang mereka hadapi selama ini. Kegiatan tersebut dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan, H. Uu. Kusmana. Dalam hal ini diperlukan pentingnya kesadaran dalam menggunakan media sosial.

Baca Juga: Pemilik Arunika Kuningan Lolos Jadi Anggota DPR RI, Bagaimana dengan Isu Skenario Pilkadanya?

“Media sosial dapat menjadi sarana untuk berbagi ide, membangun jaringan, dan melakukan perubahan positif. Tak kalah penting mengingatkan akan antisipasi perundungan atau bullying, ” ungkap U Kusmana. (Emsul/KC) ***

Dapatkan informasi terbaru dan terpopuler dari Kabar Cirebon di Google News 

Editor: Iyan Irwandi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah