KABARCIREBON - Indonesia sedang dihadapkan pada tantangan menggunakan energi yang terbarukan. Hal itu diungkapkan Anggota Ombudsman RI, Hery Susanto, pada kegiatan Diskusi Publik Literasi Energi Terbarukan dan Masa Depan Pelayanan Publik Sektor Energi yang diselenggarkan di salah satu hotel di Kabupaten Cirebon.
Hery mengatakan, Indonesia sebenarnya mempunyai potensi sumber daya energi yang tidak terbarukan, seperti minyak, gas bumi, batubara, dan nikel. Bahkan, menurutnya, potensi tambang di Indonesia, termasuk nikel, merupakan yang terbesar di dunia.
"Namun, untuk memanfaatkan sektor energi tidak terbarukan ini kan menjadi tantangan global, karena mencemari, merusak dan polutan," kata Hery.
Sehingga, menurutnya, ada dorongan untuk memanfaatkan green energy yang lebih mengedepankan energi panas bumi, air, gelombang laut dan lainnya.
Namun demikian, Hery mengatakan, untuk menggunakan green energy membutuhkan biaya yang besar. Menurutnya, memanfaatkan energi tidak terbarukan seperti yang ada saat ini, yakni BBM, terus mensubsidi APBN.
"Tahun lalu saja sekitar Rp 500 triliun, yang kalau digunakan untuk pendidikan dan kesehatan mungkin akan lebih membangun. Tapi kalau subsidi dicabut, masyarakat akan teriak karena BBM mahal," katanya.
Hery menambahkan, energi terbarukan mempunyai teknologi canggih, juga pencemaran lingkungan yang lebih rendah. Namun menurutnya, masyarakat tidak siap dengan daya belinya. Hery mengatakan, bangsa Indonesia saat ini sedang dihadapkan pada tantangan untuk memanfaatkan bagaimana meningkatkan secara bertahap energi tidak terbarukan ke energi terbarukan, dari BBM ke green energy.
"Cuma kan tadi, biaya tidak murah. Di sini kita butuh pemerintahan yang visioner. Hasil Pilpres kemarin diharapkan memberikan kontribusi agar pemerintah yang efektif, efisien, tidak korupsi untuk membantu mendorong sektor energi," tuturnya.