Hama Penggerak Batang Serang Ratusan Hektare Sawah, Petani Majalengka Terancam Gagal Panen

- 6 Mei 2024, 19:14 WIB
Para petani melakukan penyemprotan padi yang diserang hama penggerek batang, yang obatnya diberikan pihak POPT. terdapat ratusan hektare sawah di Kecamatan kertajati yang diserang hama pengegrek batang
Para petani melakukan penyemprotan padi yang diserang hama penggerek batang, yang obatnya diberikan pihak POPT. terdapat ratusan hektare sawah di Kecamatan kertajati yang diserang hama pengegrek batang /Foto/Tati/KC/

KABARCIREBON - Serangah hama padi di wilayah Majalengka semakin meluas setelah hama menyerang ratusan hektare sawah di Desa Pasindangan, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka.

Kini ratusan hektare sawah yang baru berusia tiga minggu di Desa Pakubeureum dan Kertawinangun, Kecamatan Kertajati serta Blok Leuweungbata, Desa Karangsambung, Kecamatan Kadipaten rusak diserang hama penggerek batang.

Variaetas padi yang ditanama hampir rata – rata infari 32 dan infari 48 serta jenis lainnya. Dari hasil penelitian setiap meter tanaman terdapar 15 hingga 20 telur dengan menghasilkan larva antara 60 hingga 200.

Baca Juga: Reklame di Taman PKK Sumber Cirebon Roboh, Dua Orang Warga Tertimpa Dilarikan ke RS

Karena ganasnya serangan sebagian petani terpaksa menanam ulang karena hampir seluruh tanaman mati tidak bisa diselamatkan, sebagian lagi dipertahankan namun tanaman yang mati ditanami kembali sambil terus dilakukan penyemprotan untuk membasmi hama ulat yang ukuranya sangat kecil nyaris tidak terlihat.

Serangan hama yang melanda sejumlah wilayah ini diduga serangan siklus lima tahunan setelah sekitar lima tahun lalu terjadi serangan serupa dan hampir menyeluruh di hampir semua wilayah.

Usman, petani asal Desa Kertawinangun ditemui di sawahnya menyebutkan, dia kini tengah menyemai ulang dan usia persemaiannya sudah 10 harian. Itu dia lakukan untuk menanami kembali sawahnya seluas 3 bau (2,1 ha) karena hampir semua tanaman padinya mati terkena hama pengegrek batang.

Baca Juga: Coleus Canina Sangat Ditakuti Kucing, Ini EmpatCara Jitu untuk Mencegah Anabul Kencing dan Beol Sembarangan

“Engeus lamun teu ditebaran deui deuk kumaha da paraeh (sudah kalau tidak menyemai kembali mau apa lagi tanaman semua mati),” ungkap Usman saat mendapat penyuluhan dari PPL (penyuluh Pertanian Lapangan) dan Petugas Pengendali Organisme Penggangu Tumbuhan (POPT), Senin (6/5/2024).

Hal yang sama dilakukan Enco yang sawahnya seluas 16 bau dan baru ditanami padi usia 2 minggu hampir semuanya mati. Dia terpaksa menyemai ulang dan mentraktor kembali sawahnya untuk ditanami kembali.

Halaman:

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah