Bendung Rentang Majalengka Belum Termanfaatkan Maksimal: Ribuan Hektare Areal Sawah Terancam Kekeringan

- 29 Mei 2024, 05:00 WIB
Sedimentasi Tinggi, Bendung Rentang di Kabupaten Majalengka Ini Kesulitan untuk Salurkan Pasokan Air
Sedimentasi Tinggi, Bendung Rentang di Kabupaten Majalengka Ini Kesulitan untuk Salurkan Pasokan Air /Foto/Tati/KC/

KABARCIREBON - Posisi air Bendung Rentang untuk saat ini belum termanfaatkan secara maksimal karena sejumlah wilayah di Indramayu dan Cirebon serta sebagian Majalengka baru menjalani panen, sehingga debit yang tersedia diperkirakan baru termanfaatkan secara penuh beberapa pekan kedepan.

Disisi lain ribuan hektare areal sawah yang terancam kekeringan tidak bisa mendapat pasokan air karena lokasinya yang jauh dari Bendung Rentang, pompanisasi dari Saluran Induk pun tidak mungkin dilakukan.

Menurut keterangan Pengelola Bendung Rentang Dedi Supiadi, Selasa (28/5/2024) posisi debit air bendung pada siang hari totalnya masih sebesar 65,500 m3 per derik dengan tingkat elevasi 22,76 MDPL serta tinggi muka air mencapai 5,76 m.

Baca Juga: Jelang Iduladha, Puluhan Juleha Dapat Pelatihan dari Distan Cirebon  

Air yang tersedia dan masuk ke Bendung Rentang dialirkan melalui Saluran Induk Sindupraja sebesar 34,576 meter kubik per detik serta di Cipelang sebesar 20,766 m kubik per detik dan sisanya sebesar 10,158 kembali disalurkan melalui Cimanuk.

“Debit masih sangat tinggi, walaupun terjadi penurunan sedikit dibanding satu jam sebelumnya di pukul 11.00 WIB. Namun posisi air masih normal memasuki kemarau sekarang dan belum banyak dipergunakan petani,” ungkap Dedi.

Menurutnya, air dari Bendung Rentang untuk Kabupaten Majalengka sendiri berdasarkan data hanya mengairi seluas 700 hektaran sawah, itu meliputi Desa Pangkalanpari, Sumeber Wetan, Sumber Kulon, Panyingkiran, Jatitujuh,Jatitengah, Beber, Randegan Wetan, Randegan Kulon, kecamatan Jatitujuh serta Desa Ampel dan Wanasalam, Kecamatan Jatitujuh.

Baca Juga: Ini 20 Alamat Warung Sate yang Mantul di Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Coba Cicipi Sate Bibit dan Sate Alfa

Sebagian wilayah pengairan dilakukan melalui pompanisai sebagian dengan saluran irigasi.

Dedi mengatakan wilayah Kertajati walaupun dilintasi Cungai Cimanuk tidak teramsuk yang mendapatkan pasokan air dari Bendung Rentang, juga di wilayah Kecamatan Jatitujuh yang posisinya jauh dari bendungan.

“Perkiraan air baru akan dimanfaatkan kembali oleh petani beberapa hari kedepan setelah selesai amsa panen, terutama wilayah Cirebo yang sekitar 70 % masih menjalani panen,” katan Dedi.

Sementara itu salah seorang petani Wais asal Desa Wanasalam, Kecamatan Ligung mengaku areal sawahnya masih teraliri air dari Sindupraja dengan menanfaatkan sistim pompanisai. Dia berharap MT II masih bisa panen walaupun musim kemarau tahun ini maju dari biasanya.

Baca Juga: Eksplor Wisata Lembang Bandung: Dari Nongki Cantik-Nikmati Pemandangan Alam nan Eksotis Bisa Didapat di Sini!

“Di kami masih ada air, mompa sih,” katanya.

Sementara itu Koordinator Petugas Pengendali Organisme Penganggu Tanaman (POPT) Kabupaten Majalengka Kusnadi memperkirakan bakal ada ratusan hentare sawah yang terancam puso akibat tidak tersedianya air.

Jika tidak terjadi hujan ancaman kekringan akan semakin meluas.

Baca Juga: Ingin Membeli Rumah Tanpa DP? Ini Daftar Bank Penyedia KPR Rumah Tanpa DP

“Jika sekarang yang terancam kekeringan seluas 3.549 ha, kekringan kategori ringan yang sudah terjadi seluas 195 hektare dan kategori sedang seluas 86 hektare, kalau hujan tidak turun kekeringan ini akans emakin para,’ katanya.

Koordinator PPL Kertajati Ali Imron mengatakan banyak petani yang kemungkinan tidak bisa mempertahankan tanaman padinya, jika sekarang dipaksakan memompa air dengan jarak yang cukup jauh dan biaya tinggi maka biaya produksi tidak akan tertutupi dengan hasil panen.

“Kalau memaksakan memompa pasti rugi, biaya akan lebih besar dari hasil yang diperoleh,” ungkap Ali.(Tati/KC)***

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah