Ini Cara dan Strategi Berinvestasi Saham di Pasar Modal, Agar Mendapat Keuntungan

7 Maret 2023, 19:26 WIB
presiden buka perdagangan pasar saham /Kamsari/Foto: Muchlis Jr - Biro Pers Sekretariat Presiden

KABARCIREBON - Bagi masyarakat yang berkinginan berinvestasi saham di pasar modal utamanya adalah strategi. Masyarakat bisa memilih dari salah satunya atau dengan mengombinasikan beragam strategi untuk meraih keuntungan.

Akan tetapi, yang harus dipusatkan adalah apakah keputusan untuk berinvestasi saham yang dilakukan untuk tujuan jangka waktu panjang, atau hanya untuk kebutuhan mencari keuntungan dalam waktu yang singkat, yaitu dalam hitungan bulan atau kurang dari 1 tahun.

Sama halnya pada saat masyarakat memilih berinvestasi langsung pada tanah, properti, atau logam mulia yang ditujukan untuk jangka waktu panjang.

Baca Juga: SMPN 7 Kota Cirebon Juara Umum S3C Tingkat Jabar

Berinvesasi pada aset-aset tersebut cendrung akan mendorong individu untuk bersikap pasif atau memberikan nilai dari aset-aset tadi naik mengikuti trend kenaikan inflasi.

Kemudian, ketika harga jual aset tersebut menjadi lebih tinggi nilainnya dan harga ketika membeli, maka investor akan mendapatkan keuntungan berlipat-lipat.

Di pasar saham strategi berinvestasi untuk jangka panjang berkisar antara 3-5 tahun atau bahkan lebih, serta cenrdrung menggunakan strategi fundamental.

Baca Juga: Sekarang, Malam Nisfu Syaban, Baca Yasin 3 Kali Setelah Salat Maghrib dan Baca Doa Ini

Strategi fundamental merupakan strategi dengan memilih sahan-saham dari perusahan yang memiliki fundamental keuangan yang baik.

Oleh karena itu, jika sebuah perusahaan memiliki catatan keuangan yang baik selama lima tahun terakhir, dan memiliki prospek bisnis yang bagus dilihat dari sektor usahanya. Maka bisa diperkirakan fundamental perusahaan ini akan terus mebaik ke depannya.

Di sini artinya, saham-saham perusahaan yang memiliki ciri-ciri tersebut layak dibeli untuk dijual kembali di masa yang akan datang, terutama pada saat harga saham mencapai level tertinggi.

Baca Juga: Grebeg Cirebon Katon di Hari Jadi Ke-541 Kabupaten Cirebon, Bupati Imron: Momentum Tingkatkan Ekonomi Rakyat

Seorang investor bisa mengamati harga saham sebuah perusahaan dibanding dengan nilai buku saham tersebut (Price to book value/PBV) yang tertera di laporan keuangan perusahaan.

Oleh sebab itu, jika harga saham ada di bawah PBV, itu artinya harga saham tersebut trgolong murah dan memiliki poensi kenaikan harga saham di masa depan. Saham ini juga layak dibeli untuk berinvestasi jangka panjang.

Akan tetapi, sebaliknya jika harga saham sebuah perusahaan sudah berda di atas PBV, maka harga saham tersebut sudah tergolong mahal. Penyebab kenaikannya bisa terjadi karena aksi spekulsi menaikan harga saham oleh para pelaku investor aktif.

Baca Juga: Tak Disuport Anggaran, Perajin Batu Alam di Kabupaten Cirebon Gagal Direlokasi

Karenanya, sebaiknya tidak membeli saham ini, karena potensi kenaikan harga sahamnya akan lebih kecil.

Seorang investor fundamental juga akan serius mempelajari bisnis perusahaan yang sahamnya ingin dia miliki. Bagaimana daya saing sektor usahanya, pada kompetitor bisnis, dan bagaimana perusahaan melakukan inovasi atau strategi bisnis jangka panjang

Seiring investor memahami perusahaan yang sahamnya ingin dia miliki, semakin tepat ia dapat memilih saham yang akan memberikan keuntungan di masa depan dalam bentuk dividen (pembagian keuntungan dari laba perusahaan) dan capital gain (keuntungan dari harga jual saham).

Baca Juga: Tiga Pesilat PPS Betako Merpati Putih Berjaya di Kejurnas Pencak Silat Kapolri Cup

Selanjutnya, jika seorang investor mau berinvestasi dalam jangka waktu pendek, khususnya kurang dari 1 tahun. Investor jenis ini harus mempelajari strategi teknikal.

Secara sederhana, pengertian strategi teknikal ini adalah cara berinvestasi dengan mengamati volatilitas dari kenaikan dan penurunan harga suatu saham. Investor teknikal harus memantau grafik pergerakan harga suatu saham pada suatu waktu tertentu.

Ketika seorang investor sudah menhapal pola pergerakan harga sebuah saham berdasarkan hukum permintaan dan penjualan yang terjadi (market mechanism) pada suatu periode, atau berdasarkan bid dan offer saham-saham tersebut di papan perdagangan bursa efek, maka dia bisa mengambul keputusan.

Baca Juga: Kota Cirebon Minim Sarjana Pendamping, Sementara di Kota Ini Terdapat 200.276 UMKM yang Butuh Pendampingan

Baik keputusan saat membeli saham, maupun waktu yang tepat untuk menjual saham.
Salah satu syarat untuk dapat mengimplementasikan strategi teknikal untuk menikmati keuntungan dari invetasi saham adalah fokus dalam mengamati setiap pergerakan harga saham.

Karena jika terlewati dalam pemantuan, investor bisa kehilangan kesempatan mendapatakan momentum menghasilkan capital gain dan kenaikan harga saham yang dimilikinya.
Risiko investasi secara teknikal tentu saja lebih besar dibandingkan dengan investor yang menggunakan strategi fundamental.

Hal ini karena saham-saham yang mengalami kenaikan dan penurunan harga teknikal banyak dipengaruhi aksi spekulasi para investor.

Baca Juga: Hadiri Talkshow Kebangsaan Bersama Gus Miftah, Karupbasan Cirebon Dukung Generasi Muda Cinta Tanah Air

Saham yang naik secara teknikal belum tentu sejalan dengan kondisi fundamental perusahaan yang bagus. Di sisi lain, investor juga harus lebih cermat agar tidak terjebak ke dalam aksi permainan saham “gorengan”.

Aksi tersebut adalah aksi sekumpulan oknum investor yang membuat harga saham tertentu seolah-olah sedang diminati dan banyak dibeli. Lalu, ketika investor yang terjebak merasa tertarik dan ikut membeli, kemudian sekumpulan oknum tersebut melakukan aksi jual yang membuat harga saham kembali turun.

Investor yang terjebak aksi spekulasi umumnya akan menyadari ketika harga suatu saham yang dibeli tiba-tiba mengalami penurunan secara signifikan dan dalam kurun waktu yang cepat , sehingga ia tidak memiliki kesempatan lagi untuk bisa menjual sahamnya di harga awal ketika dia membeli.

Baca Juga: Banyak Jalan Rusak, Komisi III Minta Anggaran Pemeliharaan Jalan DPUTR Diperbesar

Dengan kejadian itu, investor terpaksa menerima kerugian dengan melakukan cut loss (menjual saham di harga lebih rendah).

Selain potensi keuntungan yang dapat diperoleh dari suatu investor dalam bertransaksi saham, investor juga berpeluang untuk mengalami risiko kehilangan modal investasi (capital loss).

Oleh sebab itu, gunakan dana investasi dari pos uang yang berlebih atau uang diluar dari biaya kebutuhan hidup.

Baca Juga: 2 Anggota Polres Ciko Torehkan Prestasi di Ajang Kejurnas Pencak Silat TNI/Polri

Terakhir, alokasikan dana untuk investasi, setelah seorang investor memiliki tabungan darurat yang besarnya 6-12 kali biaya hidup. Sehingga, apapun risiko yang mungkin terjadi, tidak akan membuat hidup para investor menjadi terganggu.***

Dapatkan informasi terbaru dan populer Kabar Cirebon di Google News.

 

 

Editor: Epih Pahlapi

Sumber: Bursa Efek Indonesia

Tags

Terkini

Terpopuler