Menyusui Nabi Muhammad SAW saat Bayi, Halimah dan Harits Raih Banyak Keberkahan (Bagian 11)

- 16 Februari 2023, 09:00 WIB
Ilustrasi saat bayi, Nabi Muhammad SAW disusui Halimah.
Ilustrasi saat bayi, Nabi Muhammad SAW disusui Halimah. /Kabar Cirebon/

KABARCIREBON - Ketika Halimah dan Harits kembali ke rombongan, mereka melihat semua kawan telah mendapatkan bayi untuk dibawa pulang dan disusui.

Melihat itu, Halimah berkata kepada suaminya. "Demi Allah, aku tak ingin mereka melihatku pulang tanpa membawa bayi,".

Demi Allah, aku akan pergi kepada anak yatim itu dan mengambilnya. "Tidak salah kalau engkau mau melakukannya. Semoga Allah memberi kita keberkahan melalui anak yatim tersebut,".

Baca Juga: Istimewa, di Cirebon Ada Tempat Kongkow Asyik Namanya Kebon Sufi Digandrungi Mahasiswa Hingga Dokter

Akhirnya Halimah dan suaminya kembali menemui Aminah dan membawa Muhammad ke dusun mereka.

Aminah melepas bayinya itu dengan perasaan lega bercampur sedih. Lega karena akhirnya ada yang mengasuh Muhammad, sedih karena harus berpisah dengannya selama dua tahun ke depan.

"Pergilah, Nak. Ibu menunggumu di sini," bisik Aminah dengan pipi yang hangat dialiri air mata.

Baca Juga: Renungan, Nasihat Ini Akan Bikin Anda Berhenti Melukai Perasaan Orang Lain

Tatkala menggendong Muhammad, Halimah keheranan, "Aku tidak merasa repot membawanya, seakan-akan tidak bertambah beban."

Kemudian, Halimah menyusui Muhammad. "Lihat, bayi ini menyusu dengan lahap," kata Halimah kepada suaminya.

Setelah menyusui Muhammad, Halimah menyusui bayinya sendiri. Bayi itu juga menyusu dengan lahap.

Baca Juga: Renungi Nasihat Imam Syafi'i Soal Kematian

Setelah itu, Muhammad dan bayi Halimah tertidur dengan lelap.

"Anak kita tidur dengan lelap," bisik Halimah kepada suaminya.

"Padahal, sebelumnya kita hampir tidak bisa tidur karena ia rewel terus sepanjang malam."

Malam itu, keduanya bertambah heran karena unta tua mereka ternyata kini menghasilkan susu.

"Engkau tahu, Halimah,"

Baca Juga: Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Disambut Para Nabi Jadi Imam Salat di Masjid Al-Aqsha (Bagian 1)

"Sebelum ini unta tua kita tidak menghasilkan susu setetes pun," gumam Harits.

Suami istri itu meminum air susu unta sampai kenyang.

"Malam ini benar-benar malam yang indah," kata Halimah kepada Harits,

"Bayi kita tertidur lelap dan kita pun bisa beristirahat dengan perut kenyang."

"Demi Allah, tahukah engkau Halimah, engkau telah mengambil anak yang penuh berkah."

Baca Juga: Gapura Ikon Kota Wali Ini Ambruk, Nasirun: Harus Ada yang Tanggung Jawab

"Demi Allah, aku pun berharap demikian."

Lingkungan di Bani Sa'ad benar-benar sangat murni.

Kelak Rasulullah pun dapat berkata dengan bangga.

"Aku adalah keturunan Arab yang paling tulen.

Sebab aku anak suku Quraisy yang menyusui di Bani Sa'ad bin Bakr."

Baca Juga: Jet Tempur F-16 AS Halau Empat Pesawat Rusia di Alaska, NATO Tegaskan Dukung Pertahanan Ukraina

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّد

Keberkahan

Keberkahan yang dibawa Muhammad kecil tidak berhenti sampai di situ.

Ketika dalam perjalanan kembali ke dusun Bani Sa'ad, terjadi hal yang mengherankan.

"Suamiku, tidakkah engkau melihat hal yang aneh pada keledai tungganganku ?" tanya Halimah.

"Saat kita pergi, keledai ini berjalan pelan sekali," Harits menanggapi,

"Tetapi, kini ia dapat berjalan cepat seolah tak kenal lelah. Padahal, beban yang dibawanya cukup berat,".

Baca Juga: Alqur'an Terbuat dari Kulit Kayu Berusia 370 Tahun Tersimpan di Majalengka, Dibuat Sekitar Tahun 1680 M

Keledai itu berjalan cukup cepat sehingga bisa menyusul dan melewati rombongan wanita Bani Sa'ad lainnya yang telah berjalan lebih dulu.

"Halimah putri Abu Dhu'aibi!" Panggil para wanita itu keheranan.

"Tunggulah kami! Bukankah ini keledai yang engkau tunggangi saat kita pergi?"

"Demi Allah, begitulah," balas Halimah,

"Ini memang keledaiku yang dulu,".

"Demi Allah, keledaimu itu kini bertambah perkasa!"

Baca Juga: Imam Jalaluddin As Suyuthi Lahir di Bulan Rajab, Ini Biografinya

Ketika tiba di rumah, Halimah dan Harits tambah terkejut.

"Sepetak tanah kita!" bisik Halimah tak percaya.

"Sepetak tanah kita ini jadi begitu hijau dan subur!

Padahal, saat kita berangkat, tak ada sepetak tanah pun yang lebih gersang dari ini!"

"Domba-domba juga!" seru Harits.

"Domba domba kita jadi gemuk dan susunya penuh.

Baca Juga: Diguyur Hujan Tiga Jam, Banyak Motor Mati Mesin Terjebak Banjir di Kota Cirebon

Kini kita dapat memerah dan meminum susu mereka setiap hari."

Begitulah keberkahan yang mereka terima selama mengasuh Muhammad.

Namun, dua tahun pun berlalu, kini tiba saatnya mengembalikan Muhammad kepada ibunya.(Bersambung)

Kisah Nabi Muhammad SAW ini dikutip dari Kuliah Siroh Nabawiyah Bagian 11 Majelis Kopi Pahit Fosil Alma'ruf Benda Kerep Cirebon.***

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: Majelis Kopi Pahit Forsil Alma'ruf


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x