Nikmatnya Perjalanan Umrah di Bulan Puasa Ramadan 2024, Suhu Madinah Tembus 15 Derajat Celcius

- 12 Maret 2024, 14:30 WIB
Takjil menjelang buka puasa di kawasan Masjid Nabawi Madinah.
Takjil menjelang buka puasa di kawasan Masjid Nabawi Madinah. /Foto : dok. Istimewa

KABARCIREBON - Siapa yang tidak ingin melaksanakan umrah di bulan puasa Ramadan tahun 2024. Karena, melaksanakan umroh di bulan suci Ramadan, pahalanya setara dengan melaksanakan ibadah haji.

Apalagi suhu di Madinah sangat sejuk. Meski matahari terik, namun suhu udara di Madinah sangat bersahabat dengan kulit, jika pagi bisa tembus 15 derajat celcius. Meski dingin, anda harus perbanyak minum.

Tidak ada yang tidak nikmat di Madinah, tempat Nabi Muhammad SAW dimakamkan. Anda akan meraih banyak kenikmatan, apalagi saat berada di Masjid Nabawi. Sehingga, jangan disia-siakan waktu tersebut. Gunakan waktu anda untuk beritikaf di Masjid Nabawi. Oh iya, salat Shubuh di Madinah saat ini dimulai pukul 05.30 WIB.

Umrah di Bulan Ramdan Setara Haji

Ibnu Abbas RA dinukil dari Kitab Syaiful Alim, Rasulullah SAW bertanya kepada salah seorang perempuan Anshar (Ummu Sannan). Rasul bertanya apa yang mencegahmu berhaji bersama kami?

Perempuan itu menjawab, kami cuma punya dua unta. Satu unta dibawa dalam perjalanan haji oleh ayah dan putranya. Dan kami ditinggal satu unta untuk mengebiri kebun.

Kemudian, Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya umroh di bulan Ramadan, menyamai ibada haji atau haji bersamaku," HR Bukhori dan Muslim.

Luar biasa, kemulian umrah di bulan puasa Ramadan, bukan hanya setara haji, tapi juga haji bersama Nabi Muhammad SAW.

Kendati begitu, Ulama Syafi'iyah Imam an-Nawawi menjelaskan dalam Syarh Shahih Muslim, keutamaan umroh pada bulan Ramadan seperti setara dengan haji tersebut bukan berarti menggugurkan kewajiban haji.

Sehingga, jika seseorang punya kewajiban haji, lalu ia berumrah di bulan Ramadan, maka umrah tersebut tidak bisa menggantikan ibadah haji.

Buka Puasa di Madinah

Masjid Nabawi menyediakan berbagai jenis menu untuk sajian berbuka bagi satu juta Muslim secara gratis. Jamaah ini harus menghabiskan makanan mereka dalam waktu 10 menit sebelum melaksanakan Salat Maghrib.

Di sore hari jelang buka puasa, Panitia Ifthar Shaim di Masjid Nabawi menyiapkan sajian buka puasa. Dimulai setengah jam usai salat Ashar berjamaah.

Di antaranya menggelar sufrah, plastik tempat alas makan yang dihampar di atas karpet masjid yang multifungsi, untuk tempat makan, pelindung karpet dari noda sisa makanan, sekaligus tempat sampah bungkus dan sisa makanan.

Menu yang disediakan beragam mulai dari kurma sukari, yoghurt segar (zabadi) plus dukkah madini (bumbu yang dicampur ke zabadi), satu roti gandum dan sebotol zamzam. Beberapa orang membagikan teh, kopi, bahkan ada yang membagikan nasi kotak briyani plus ayam.

Seluruh menu buka puasa gratis. Menu buka puasa gratis ini disediakan pemerintah setempat, swasta dan jamaah. Karena, banyak jamaah yang mendonasikan rejekinya untuk kegiatan buka puasa gratis di Madinah.

Salat di Masjid Nabawi

Salat di Masjid Nabawi sama halnya dengan seribu kali salat di tempat lain. Sebagaimana dijelaskan dalam hadis, "Satu salat di masjidku ini (Masjid Nabawi) lebih afdal seribu kali dari pada salat di tempat lain, kecuali di Masjidil Haram,".

Walau hadis tersebut hanya menjelaskan tentang salat, namun tidak menutuk kemungkinan untuk ibadah lain seperti membaca Al-Quran, berdzikir, membaca salawat, berdoa, itikaf dan ibadah lainnya.

Lalu, ada hadis lain yang menyebut, 40 kali salat di Masjid Nabawi tanpa putus maka ia akan bersih atau terlepas dari siksa api neraka. Hadis tersebut dijelaskan Anas bin Malik. Bahwa Rasulullah Muhammad SAW bersabda.

"Siapa yang salat di masdjidku ini empat puluh salat yang tidak tertinggal satu salat pun (berturut-turut) maka ia akan bersih (terlepas) dari siksa neraka, terlepas dari azab dan bersih dari kemunafikkan," (HR Ahmad). 

Maka, mereka yang melaksanakan salat tarawih di Masjid Nabawi akan mendapatkan pahala seperti dalam hadis nabi tersebut.

Salat di Raudhah

Ada salah satu tempat di dalam Masjid Nabawi yang disebut Raudhah. Tempat tersebut berada di antara Rumah Nabi kini menjadi Makam Nabi dengan Mimbar Nabi. Allah SWT memuliakan tempat itu sebagai taman surga.

Luasnya sekitar 330 meter persegi. Tempat ini tidak pernah dilewatkan oleh setiap jamaah haji atau umrah di Masjid Nabawi. Raudhah menjadi istimewa karena Rasulullah SAW banyak berjalan dari rumah ke masjid untuk beribadah, khususnya salat.

Di tempat itu, Rasul sering menyampaikan ilmu, berdzikir dan melaksanakan amal shalih lainnya. Oleh karena itu, seseorang yang berkunjung ke Masjid Nabawi disunnahkan untuk melaksanakan salat di sana.

Namun, tahun ini ada aturan yang cukup ketat untuk melaksanakan salat di Raudhah. Ada aplikasi yang dikeluarkan otoritas pengelola Masjid Nabawi. Tujuannya agar lebih tertib. Dengan aplikasi tersebut, umat Islam hanya bisa melaksanakan salat di Raudhan satu tahun sekali.

Ziarah Makam Nabi

Makam Rasulullah SAW berada di Masjid Nabawi, di tengah Makam Abu Bakar Sidik dan di pinggir makam Umar Bin Khatab. Maka, jika anda berada di Masjid Nabawi lantas tidak ziarah ke Makam Nabi, sebuah kerugian yang sangat besar.

Nabi SAW bersabda, "Barangsiapa memiliki kemudahan, namun tidak menziarahi aku, berarti ia (sengaja, berniat) menjauhi aku," (HR At Thabrani).

Hadis lain, "Barangsiapa datang hanya untuk menziarahi aku, niscaya aku punya hak atas Allah sebagai pemberi syafaat untuknya," (HR at-Thabrani).

"Barangsiapa yang berziarah ke kuburku, maka wajib baginya mendapat syafaatku," (HR Ad-Daruquthi).

Maka, ketika anda berada di makam nabi sampaikanlah salam sebanyak mungkin. Lalu ketika hendak meninggalkan madinah, maka dianjurkan berpamitan dengan Masjid Nabawi serta menziarahi Makam Nabi.***

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x