"Biasanya logam, tapi kini dengan frame bambu. Fungsi frame untuk menyebarkan beban biar merata ke seluruh bagian ransel ini. Bayangkan tas tanpa frame, bebannya ke bawah semua. Bambu yang kami gunakan ini sudah lolos tes dari segi kekuatan dan lainnya, sehingga memberikan kenyamanan bagi penggunanya," ujar Oki Lutfi.
Bambu yang digunakan tas ransel Ecosavior berasal dari produsen bambu lokal. Inovasi itu sekaligus mendukung pemberdayaan UMKM di Indonesia. "Jadi, dengan sedikit sentuhan teknologi untuk desain ini, maka nilai ekonomi bambu jadi naik," ujarnya.
Baca Juga: Datang Ke Cirebon, 75 Turis Disambut Tarian Tradisional Khas Cirebon
Keunikan lainnya, tas ransel Ecosavior memiliki fitur tempat sampah di bagian bawah. "Di tas ini dilengkapi wadah untuk nampung sampah. Kenapa, karena kebiasaan pendaki, buang sampah sembarangan. Dengan disediakan kantong sampah pada tas ini, mereka tidak buang sampah sembarangan yang bisa mengotori alam," ujarnya.
Terinspirasi Masyarakat Dayak
Kemudian, tas gunung inovasi lainnya dari Eiger adalah Keba. Keunikan tas Keba adalah dapat membawa beban dengan bobot seberat manusia. Bahkan, tas ransel Keba ini bisa digunakan untuk menggendong sesama petualang yang cidera tak bisa melanjutkan perjalanan atau kecelakaan di medan pendakian.
"Tas keba itu idenya didapat saat ekspedisi Black Borneo, Kalimantan. Di sana, kami menemukan alat angkut masyarakat dayak dari rotan. Itu sangat fungsional, bisa angkut apa saja. Dari angkut genset, hingga bawa hasil berburu seperti babi. Kami riset dan coba terapkan dengan desain yang lebih modern yang bisa diterima dengan market masa kini," ujarnya.
Baca Juga: Dishub Kabupaten Cirebon Bakal Edukasi Siswa SD Terkait Penggunaan Sepeda Listrik
Masih banyak produk Eiger yang ramah lingkungan, dibuat mengikuti perkembangan zaman dan mendukung program keberlanjutkan ekosistem alam atau sustainable. Eiger akan terus melakukan inovasi sesuai dengan kebutuhan manusia sesuai dengan perkembangan dari masa ke masa.
"Pesan saya, jangan lupa untuk terus berinovasi, sehingga kita tetap relevan menghadapi zaman yang cepat berubah ini," tambah Oki Lutfi.***