"Di Cirebon tidak ada bambu, adanya di daerah gunung, di Majalengka. Saya belinya setiap hari, anak saya yang beli ke Majalengka," paparnya.
Meskipun lapak tempat berjualan bambu tersebut masih mengontrak, namun, usaha penjualan bambu yang telah ia lakoni sejak 2014 itu sudah memberikan keuntungan yang lumayan.
Dari hasil usaha tersebut, ia mengaku mampu membeli lahan kosong seluas 1050 meter persegi pada tujuh tahun silam. "Biaya untuk ngontraknya satu tahun Rp15 juta. Karena tempatnya kan strategis, di pinggir jalan," ujarnya.
Baca Juga: Nasihat Imam Syafi'i Tentang Orang Hebat dan Sahabat yang Jangan Engkau Lepas
Sebelumnya, ia sempat melakoni penjualan bambu yang sudah dicat merah putih untuk dijual saat momen HUT RI. Karena penjualan bambu yang sudah dicat sifatnya musiman, akhirnya ia pun beralih menjual bambu utuh dan bambu-bambu yang sudah dibelah untuk dibuat pagar. "Saya juga merakit bambu ini untuk dijual sebagai bambu pagar," pungkasnya.(Iwan/KC)