Giliran Masyarakat Cirebon Desak Presiden Jokowi Tidak Salahgunakan Kekuasaan untuk Kepentingan Putranya

- 12 Februari 2024, 07:03 WIB
Masyarakat Cirebon yang mewakili unsur tokoh masyarakat, tokoh lintas agama, akademisi dan aktivis Cirebon Peduli Bangsa membuat petisi, di Moza Cafe Sumber, Rabu (7/2/2024).
Masyarakat Cirebon yang mewakili unsur tokoh masyarakat, tokoh lintas agama, akademisi dan aktivis Cirebon Peduli Bangsa membuat petisi, di Moza Cafe Sumber, Rabu (7/2/2024). /Ismail Kabar Cirebon /

KABARCIREBON - Masyarakat Cirebon mendesak Presiden Jokowi tidak menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan politik praktis memuluskan pencalonan putranya Gibran dalam Pemilu 2024.

Desakkan kepada Presiden Jokowi agar kembali ke trek demokras yang benar itu disampaikan tokoh masyarakat, lintas agama, akademisi dan Aktivis Cirebon Peduli Bangsa membuat petisi, di Moza Cafe Sumber, belum lama ini.

Dalam petisi tersebut, di antaranya, mereka meminta agar Presiden RI dan para pejabat negara tidak menyalahgunakan kekuasaannya untuk kepentingan politik praktis kampanye Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Baca Juga: 12 ASN Kabupaten Cirebon Berebut Jabatan Kadishub

Perwakilan Tokoh Lintas Agama, Rosidin menjelaskan, menyikapi situasi politik menjelang Pemilu serentak yang akan dilaksanakan pada Rabu 14 Februari 2024, pihaknya berkumpul dengan tanggung jawab dan kesadaran moral, menyatakan keprihatinan atas kondisi kebangsaan yang mengkhawatirkan.

Menurutnya, moral dan norma dasar hukum Negara Republik Indonesia tahun 1945 diabaikan oleh beberapa pejabat pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi, dengan tindakan yang merusak moral dan etika kebangsaan.

"Seperti cawe-cawe dalam pemilu, penyalahgunaan kekuasaan, penggunaan fasilitas negara, dan politisasi bansos untuk kepentingan politik elektoral," kata Rosidin.

Baca Juga: Soal Open Bidding Kadishub Kabupaten Cirebon, Bupati Diminta Pilih Pejabat yang Berkualitas

Ia melanjutkan, fenomena lunturnya nilai-nilai kebangsaan dan kenegaraan serta netralitas pejabat publik dalam pemilu semakin mengkhawatirkan kondisi nilai, moral, dan etika kebangsaan.

Tindakan itu, kata dia, tidak mendukung pendidikan politik kebangsaan yang baik dan merupakan ancaman terhadap kehidupan bangsa yang demokratis, cerdas dan beradab.

Halaman:

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x