Kasus DBD Melonjak Drastis, Dua Orang Meninggal Dunia

- 7 Februari 2022, 22:31 WIB

SUMBER, (KC Online).- Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Cirebon mengalami lonjakan drastis. Bahkan jumlah yang tercatat sejak awal tahun bulan Januari 2022 merupakan kasus terbesar dalam beberapa fase terakhir.

Dalam satu bulan saja tercatat ada 219 kasus DBD yang terjadi pada Januari 2022. Angka tersebut melonjak drastis jika dibandingkan angka kasus pada Januari 2021 yang hanya 35 kasus DBD saja.

Kabid P2P Dinkes Kabupaten Cirebon, Sartono, menjelaskan dari total 219 kasus DBD yang terjadi ada Januari 2022, ada dua kasus di antaranya yang meninggal dunia. "Ada lonjakan drastis. Karena intensitas hujan juga tinggi sehingga potensi berkembang biaknya nyamuk aedes aegypti lebih besar, Januari ini paling besar ketimbang tahun lalu,"ujarnya.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi. Di antaranya selama musim hujan umumnya kasus demam berdarah meningkat karena banyaknya genangan air. Genangan air hujan atau bahkan sisa arus banjir adalah sarana paling ideal bagi nyamuk aedes untuk bertelur.

"Nyamuk akan lebih mudah dan cepat berkembang biak di lingkungan yang lembap. Ini yang jadi penyebab kenapa jumlah kasus meningkat karena dalam beberapa waktu terakhir, curah hujan begitu tinggi,"imbuhnya.

Warga Diminta Terapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat

PENINGKATAN jumlah kasus DBD sebenarnya sudah dirasakan sejak Desember 2021. Pada momentum akhir tahun tersebut, tercatat jumlah kasus DBD yang terjadi cukup tinggi yakni ada 186 kasus dengan 3 angka kematian. Padahal pada Desember 2020, hanya terjadi 25 kasus DBD saja dengan satu kematian.

Untuk saat ini, langkah yang sudah harus dilakukan adalah dengan terus melakukan fooging untuk mencegah berkembang biak nyamuk aedes aegypti. “Selain itu, sosialisasi juga terus dilakukan dengan melibatkan banyak elemen sampai ke pemerintah desa untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), ” ungkap Kabid P2P Dinkes Kabupaten Cirebon, Sartono.

"Dalam upaya ini harus ada keterlibatan masyarakat, salah satunya adalah dengan langkah pemberantasan sarang nyamuk, mengubur barang-barang bekas yang mungkin bisa jadi tempat berkembang biak nyamuk dan selalu hidup bersih dan sehat," bebernya.

Untuk jumlah kasus DBD tertinggi sendiri terjadi di wilayah Kecamatan Plered 20 kasus, Plumbon 21 kasus, Weru 17 kasus dan Palimanan 12 kasus. Di mana paling banyak kasus terjadi pada laki-laki dengan 122 kasus dan perempuan 97 kasus.

"Paling banyak kasus terjadi pada rentang usia 5-14 tahun dengan tot 110 kasus, lalu rentang usia 15-44 tahun dengan total 57 kasus," katanya.

Selama tahun 2021, tercatat ada 820 kasus DBD yang terjadi dengan total angka kematian sebanyak 10 kasus. Angka ini lebih kecil ketimbang jumlah total kasus yang terjadi pada 2020 dengan total 880 kasus dengan 15 angka kematian.

"Kalau angka kasus yang terjadi dalam setahun paling banyak terjadi di tahun 2016 dengan 1877 kasus dengan angka kematian 19 kasus. Lalu di tahun 2019 dengan total 1291 kasus dengan angka kematian 17 kasus,” pungkasnya.(Mamat)

Editor: Asep Iswayanto


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah