Masih dikatakannya, dalam kondisi normal, produktivitas garam di Jabar pada Oktober semestinya sudah mencapai 50 ton per hektar.
Namun sepanjang musim garam 2022 ini, produktivitas garam baru menghasilkan sekitar lima ton per hektar. Hal ini, kata dia, akibat cuaca, sehingga produktivitas garam jadi rendah. "Turun sampai 90 persen, " kata Taufik kepada awak media.
Dari segi produksi garam di Jabar dalam kondisi normal, lanjutnya, pada bulan Oktober semestinya sudah
mencapai 100 ribu ton.
Namun saat ini, produksi garam baru di kisaran 20 ribu ton. Kondisi itu secara otomatis berdampak pada nasib petani garam.
Dia menyatakan, nasib petani garam saat ini terpuruk ekstrim. Bahkan, hingga kini petani garam masih belum menghentikan proses produksi garam di lahan tambak masing-masing. Meski proses produksi itu kerap
terganggu akibat hujan.(Udi/KC)