Diabetes Mellitus, Penyebab dan Gejala, Ini Cara Pengobatan yang Tepat

- 25 April 2024, 00:00 WIB
Dekan FK UGJ dan Kepala Klinik Cakra Buana UGJ Dr.dr.H.Catur Setiya Sulistiyana.,M.Med.ED
Dekan FK UGJ dan Kepala Klinik Cakra Buana UGJ Dr.dr.H.Catur Setiya Sulistiyana.,M.Med.ED /Kabar Cirebon/

KABARCIREBON - Jika anda dalam waktu sebulan ini sering kencing saat tidur malam, sering haus, cepat lapar dan mengantuk, jangan dibiarkan. Tahukah anda, bisa jadi, itu gejala diabetes mellitus atau kencing manis.

Diabetes adalah penyakit metabolik yang terjadi ketika terdapat kadar gula yang tinggi pada tubuh, namun tidak dapat dipergunakan secara maksimal oleh tubuh.

Diabetes adalah kondisi yang termasuk ke dalam kategori penyakit kronis berbahaya, terutama jika sudah terjadi komplikasi.

Baca Juga: Mengenal Upacara Ngalaksa di Majalengka, Tradisi Penghormatan Dewi Padi Saat Panen Raya

Penyebab Diabetes

Gula darah merupakan komponen penting dalam tubuh sebagai sumber energi agar fungsi tubuh lebih maksimal saat beraktivitas. Jumlah asupan gula harus disesuaikan dengan aktivitas harian kita.

Namun, yang menjadi masalah adalah saat tubuh mendapatkan asupan gula, sementara aktivitas fisik kita sangat terbatas.

Kondisi inilah yang dapat menyebabkan penumpukan gula darah. Dalam jangka panjang, penumpukan gula darah dalam tubuh akan meningkatkan risiko diabetes.

Baca Juga: Mengapa Umat Muslim Dilarang Tertawa, Ini Penjelasan Lima Nasihat Nabi Muhammad SAW agar Hidup Bahagia

Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan tubuh gagal membakar gula yang ada dalam tubuh secara maksimal, diantaranya adalah:

- Kurangnya aktivitas fisik
- Asupan gula yang terlalu tinggi
- Terganggunya respons tubuh terhadap insulin
- Berkurangnya produksi insulin oleh pankreas
- Kinerja insulin terhambat akibat adanya hormon lain

Insulin sendiri merupakan hormon yang dihasilkan tubuh untuk membantu memaksimalkan penyerapan glukosa atau gula ke dalam sel-sel tubuh, untuk kemudian diolah menjadi sumber energi dan kelebihannya akan disimpan sebagai cadangan energi.

Baca Juga: Misteri Jembatan Sewo Jalur Pantura Indramayu, Apa Maksud dari Lempar Uang Receh? Begini Kisahnya

Sedangkan jenis diabetes ada 3 macam, yaitu :

1. Diabetes Tipe 1

Pada dasarnya, diabetes tipe 1 adalah gangguan autoimun. Yaitu kondisi ketika antibodi yang seharusnya bekerja melindungi tubuh terhadap infeksi, malah berbalik menyerang sel tubuh itu sendiri. Dalam kasus diabetes tipe 1, yang dirusak adalah sel beta yang terdapat pada pankreas.

Proses tersebut membuat rusaknya sel-sel beta yang akan memproduksi insulin. Belum diketahui apa penyebab antibodi menyerang sel beta pankreas. Namun, banyak pakar percaya jika faktor genetik dan infeksi virus tertentu merupakan penyebabnya.

2. Diabetes Tipe 2

Berbeda dengan penyebab diabetes tipe 1 yang merupakan akibat penurunan produksi insulin, pada diabetes tipe 2 produksi insulin berjalan normal.
Namun, sensitivitas tubuh dalam merespon kadar gula darah menurun sehingga penggunaannya menjadi tidak maksimal.

Baca Juga: Telusuri Wisata Ini, Ternyata Ada 5 Pantai Lain di Luar Pantai Pangandaran-Wajib Direkomen Saat Liburan Tiba

Umumnya kondisi ini lebih sering terjadi pada orang dewasa, terutama mereka yang sudah berusia di atas 30 tahun. Faktor gaya hidup, seperti kurang melakukan aktivitas fisik, stres, dan konsumsi makanan tinggi gula, memainkan peran penting dalam terbentuknya penyakit ini.

Selain itu, faktor genetik dan obesitas yang tidak ditangani dengan baik, cukup berpengaruh dalam peningkatan risiko diabetes tipe 2.

3. Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional adalah penyakit diabetes yang umumnya bersifat sementara. Penyakit ini akan menyerang pada ibu hamil dan biasanya akan sembuh sendiri setelah melahirkan.

Baca Juga: Mengapa Diciptakan Bulan Ramadhan, Ini Keuntungan Umat Nabi Muhammad SAW walau Berumur 60-70 Tahun

Meski bisa terjadi kapan saja, namun penyakit ini biasanya mulai menyerang di minggu ke-24 usia kehamilan. Walaupun bisa sembuh sendiri, bukan berarti diabetes gestasional tidak berbahaya.

Jika tidak ditangani dengan baik, penyakit ini bisa meningkatkan risiko bayi lahir dengan berat badan berlebih, kelahiran prematur, atau lahir dengan gula darah rendah atau hipoglikemia.

Untuk ibu hamil, diabetes gestasional berpotensi menyebabkan komplikasi, seperti preeklamsia dan hipertensi.

Baca Juga: Mengenal Upacara Ngalaksa di Majalengka, Tradisi Penghormatan Dewi Padi Saat Panen Raya

Selain itu, sang ibu pun berisiko terserang diabetes gestasional di kehamilan berikutnya, yang dapat meningkatkan potensi terkena diabetes tipe 2 pasca melahirkan.

Diabetes adalah penyakit yang muncul disertai gejala. Meski terkadang baru diketahui setelah melakukan pemeriksaan kadar gula darah, namun jika Anda peka, tanda kelebihan gula darah dapat dilihat dari beberapa kondisi berikut ini.

1. Sering merasa lelah padahal tidak melakukan aktivitas fisik yang berat
2. Sering merasa haus padahal sudah minum cukup air
3. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas
4. Sering diserang rasa lapar yang ekstrem
5. Luka lama atau sulit sembuh
6. Pandangan kabur
7. Sering buang air kecil terutama malam hari
8. Sering mengalami infeksi, termasuk pada kulit, gusi, dan organ intim

Baca Juga: KUR BRI Bantu Masyarakat Lepas dari Jerat Rentenir, Warga Kini Gemar Menabung

Biasanya dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan, termasuk tes kadar gula darah.

Anda bisa dikatakan memiliki penyakit diabetes, jika:

- Kadar gula darah mencapai lebih dari 200 mg/dL, disertai dengan munculnya beberapa gejala, seperti sering haus, sering buang air kecil, sering merasa lapar, luka sulit atau lama sembuh, dan lainnya.

- Kadar gula darah puasa mencapai lebih dari 126 mg/dL. Kadar gula darah puasa adalah saat dilakukan pemeriksaan dan Anda tidak mendapatkan asupan kalori selama minimal 8 jam.

Baca Juga: Mengenal Suara Anjing, Jangan Dekati Ketika Sedang Menggeram

- Kadar gula darah mencapai lebih dari 200 mg/dL setelah dilakukan Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO). Tes ini merupakan pemeriksaan kadar gula darah ketika Anda mendapat asupan gula sekitar 75 gram.

Meski saat ini sudah banyak alat tes gula darah mandiri, untuk mengetahui apakah Anda mengidap diabetes atau tidak, pemeriksaan oleh dokter merupakan langkah terbaik. Hal ini dikarenakan alat tes mandiri hanya berfungsi untuk memantau kadar gula darah.

Pengobatan Diabetes

Pengobatan diabetes umumnya berjalan lama dan butuh kesabaran. Anda dituntut untuk disiplin menjalankan 5 pilar pengobatan diabetes yang mencakup edukasi, pengaturan pola makan, olahraga, konsumsi obat-obatan, dan pemantauan gula darah mandiri.

Baca Juga: Inilah Sosok Pencetus THR Indonesia, Berawal dari Istilah Persekot Lalu Menjadi Hadiah Lebaran

Konsumsi obat herbal untuk meningkatkan produksi insulin dan menurunkan kadar gula darah, sebaiknya dilakukan atas seizin dan pengawasan dokter.

Pasalnya, konsumsi obat-obatan medis bersama obat herbal dapat berisiko menyebabkan hipoglikemia atau penurunan kadar gula darah secara ekstrem.

Selain itu, terdapat beberapa obat-obatan herbal yang jika dikonsumsi dalam jangka panjang dan jumlah berlebih dapat menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan, termasuk berisiko merusak hati dan ginjal.

Baca Juga: Misteri Jembatan Sewo Jalur Pantura Indramayu, Apa Maksud dari Lempar Uang Receh? Begini Kisahnya

Yang terpenting dari pengobatan diabetes adalah kontrol rutin pada dokter, minum obat secara teratur serta terapkan pola hidup yang sehat.

Narasumber, Dekan FK UGJ dan Kepala Klinik Cakra Buana UGJ Dr.dr.H.Catur Setiya Sulistiyana.,M.Med.ED. Dikutip Kabar Cirebon dari UGJ News.*

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: liputan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah