"Kita dapat mengecualikan sebagian besar kucing sebagai sumbernya dan menunjukkan hubungan yang lebih kuat dengan kucing tersangka," ujar Wetton yang dikutip Daily Star.
"Tidak diragukan lagi akan ada beberapa kasus yang tidak diketahui di seluruh dunia di mana polisi dan penyelidik forensik mencari petunjuk baru dan memiliki pakaian korban yang memiliki rambut tak dikenal yang dengan pendekatan ini pada akhirnya dapat memberikan kaitan tersebut dengan pelaku,” tambahnya.
Dr Wetton menambahkan metode ini dapat digunakan untuk membantu polisi menangkap penjahat yang memiliki hewan peliharaan berbulu lainnya, terutama anjing karena bulunya sering ditemukan di pakaian.
Polisi dapat dengan mudah mengidentifikasi DNA manusia menggunakan metode berbeda tanpa akar rambut karena kebanyakan orang memiliki jenis kode genetik berulang yang unik yang disebut “pengulangan tandem pendek”.
Namun, sulit untuk mengidentifikasi sebagian besar kucing domestik dengan menggunakan metode ini karena mereka memiliki DNA yang sangat mirip karena mereka hanya memiliki sedikit nenek moyang yang sama.
Metode baru ini menyaring 'DNA mitokondria' kucing untuk mendeteksi perbedaan kecil dalam kode genetik mereka dan kemungkinan dua kucing berbagi DNA mitokondria, jenis genom yang sama di Inggris hanya 3%.
Bulu kucing telah digunakan sebagai bukti di pengadilan sebelumnya dalam keadaan yang jarang terjadi ketika bulu tersebut sangat khas dan tidak umum sehingga dapat dipisahkan dari hewan lain.***