Banyak Dokter di Indonesia Termasuk Cirebon Terjun ke Dunia Politik, Ternyata Ini Penyebabnya

17 April 2023, 15:06 WIB
Dokter senior yang juga Ketua ICMI Cirebon, dr. Asad (kemeja putih, empat dari kanan) berfoto bersama dengan jajaran pengurus PWI Kota Cirebon, Sabtu, 15 April 2023 usai menggelar diskusi publik yang dilanjut dengan buka puasa bersama.*** /Kabar Cirebon/Foto Asep Iswayanto/

KABARCIREBON - Banyak dokter terjun ke dunia politik melalui pintu pemilihan umum (Pemilu) baik sebagai anggota DPRD, Provinsi, DPR RI hingga kepala daerah atau wakil kepala daerah.

Terkait hal itu, dokter senior yang juga Ketua Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Cirebon, dr Asad dr Asad, SP.THT-KL Sp. THT. mengungkap penyebab banyaknya dokter terjun ke dunia politik.

Hal itu diungkapkan dr. Asad saat menjadi narasumber dalam diskusi publik yang digelar PWI Kota Cirebon dilanjut dengan acara buka puasa bersama, Sabtu, 15 April 2023 di kantor PWI setempat Jl. Elang Raya No. 102, Dukusemar, Cirebon.

Baca Juga: Capaian Realisasi Investasi di Kabupaten Cirebon Melebihi Target

"Politik itu adalah strata tertinggi dalam strata sosial. Karena, jabatan politik itu mengatur hajat hidup orang banyak. Oleh karena itu, karir tertinggi seseorang adalah ketika ia menjadi pemimpin sebuah daerah," tutur dr. Asad dalam diskusi yang dihadiri Ketua PWI Kota Cirebon Muhammad Alif Santosa, S.H.

Dalam pandangan dr Asad, Nabi dan Rosul pun juga seorang politisi. Sebelum menjadi seorang pemimpin umat, Nabi Muhammad SAW adalah yatim piatu lalu menggeluti dunia usaha. Artinya, seorang pemimpin harus ditempa jiwanya. Kelak ketika ia menjadi pemimpin, memiliki kematangan saat mengambil sebuah kebijakan.

"Jadi, politik itu karir tertinggi bagi seseorang. Melalui dunia politik, seseorang pemimpin dilahirkan. Dan figur pemimpin itu harus mampu mengelola satu wilayah sehingga wilayah itu menjadi maju. Tentu, perlu orang yang sudah banyak makan asam garam, sudah melewati berbagai aspek kehidupan. Itulah sebenarnya pemimpin yang sesungguhnya," kata dr. Asad.

Baca Juga: Amankan Arus Mudik Lebaran, Polres Cirebon Kota Memulai Operasi Ketupat Lodaya

Ia lantas mengungkap soal sosok Bung Karno. "Bung Karno pun tidak ujug-ujug jadi pemimpin. Ada proses panjang yang dilalui Bung Karno. Termasuk juga menjadi guru besar, menjadi rektor, itu juga porosesnya panjang. Tidak instan. Tapi kalau seorang masuk ke area itu, tidak punya konsep, tidak punya kapasitas, ya nanti yang dirugikan adalah masyarakat," tutur dr. Asad.

Karena menurut dr. Asad, seorang politisi itu adalah seorang pemimpin. Yang memimpin orang banyak yakni masyarakat. Bagaimana pemimpin itu mampu membuat daerahnya maju, membuat masyarakat sejahtera, meningkatkan kecerdasan masyarakatnya, melindungi hak warga dan menciptakan perdamaian dan masih banyak lagi.

Karena pada hakikatnya, Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi untuk menjadi pemimpin. Setidaknya menjadi pemimpin bagi dirinya sendiri, keluarga hingga daerahnya.

Baca Juga: Dilepas Menko PMK, 210 Jemaah Pemburu Lailatul Qadar Ini Terbang Ke Tanah Suci Melalui BIJB Kertajati

Lalu, bagaimana seseorang harus dipilih untuk menjadi pemimpin sebuah daerah bahkan negara? Tentu dia harus orang terbaik, orang pilihan.

Ada tiga syarat seorang pemimpin yang harus dipilih dalam agama Islam yakni memiliki skill atau keahlian atau kompetensi, kedua orang tersebut memiliki wawasan yang luas dan ketiga akhlak yang baik.***

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler