Panen di Tengah Krisis Air, Segini Hasil yang Diraih Petani Majalengka Untuk 1 Hektare Padi

17 Oktober 2023, 16:51 WIB
Di tengah kemarau panjang dengan suhu panas capai 40 derajat celcius, petani di Desa Pinangraja, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka panen padi di areal sawah seluas 25 hektare, Selasa 17 Oktober 2023. /Kabar Cirebon/Foto Tati Purwati/

KABARCIREBON - Anggota Komisi IV DPR RI Sutrisno mengapresiasi petani di Desa Pinangraja yang mau terus berusaha bertani di puncak musim kemarau walaupun hasilnya kurang maksimal karena kekurangan air.

Berdasarkan perhitungan, perolehan panen para petani dari luas 1 hektare sawah diperoleh sekitar 7 ton gabah panen, jika dihitung kering diperleh 6,2 ton gabah kering giling (GKG).

“Perolehan hasil panen sebanyak 7 ton gabah panen masih terbilang bagus, jika kering diperoleh 6,2 tonan,” ungkap Sutrisno, Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan yang juga mantan Bupati Majalengka.

Baca Juga: Kapolres Cirebon Kota Pimpin Upacara Sertijab Wakapolres dan Pelantikan Jabatan Kasat Reskrim

Menurutnya, wajar produktifitas turun dibanding biasanya, karena puncak kemarau, bulir padi kecil dan rumpun juga lebih sedikit. Selain kemarau, juga tanah sawahnya sudah jenuh karena terus ditanami padi, dalam setahun sebanyak 4 kali tanam.

Mantan Bupati Majalengka, Sutrisno yang kini menjadi Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan

Kedepan, menurut Sutrisno butuh pupuk organik lebih banyak guna memperbaiki kondisi tanah agar tidak jenuh. Saluran air dibuat lebih baik untuk memudahkan petani mengalirkan air dari Sungai Cikeruh.

Panen padi di musim kemarau di Majalengka tidak lepas dari peran Sutrisno. Ia memberikan bibit padi varietes baru. Namanya, bibit padi MSP. Dengan bibit padi baru itu, petani bisa meraih panen hanya dengan waktu 65 hari atau sekitar 2 bulan.

Baca Juga: Hebat, Petani di Jatiwangi Majalengka Bisa Panen di Tengah Krisis Air dan Suhu Panas 40 Derajat Celcius

Al hasil, meski Kabupaten Majalengka dilanda suhu panas 40 derajat celcius, para petani di Desa Pinangraja, Kecamatan Jatiwangi, Kabupaten Majalengka yang menanam bibit padi MSP bisa merayakan panen padi di lahan seluas 25 hektare, Selasa 17 Oktober 2023.

Informasi yang dihimpun Kabar Cirebon, sumber air untuk mengairi sawah berasal dari sumur pantek. Karena, mengandalkan air dari irigasi, sangat tidak mungkin. Sehingga, petani menggunakan pompa air untuk mengairi sawah.

Kemudian, jenis bibit padi yang ditanam adalah jenis baru yakni MSP. Dengan menanam bibit padi tersebut, petani bisa panen dalam waktu 65 hari. "Bibitnya berasal dari bantuan pemerintah yang difasilitasi Anggota DPR RI, Pak Sutrisno," tutur Ketua Kelompok Tani asal Desa Pinangraja, Heris.

Baca Juga: Ini 20 Alamat Pedagang Bakso yang Top Markotop di Antapani Bandung, Bisa Dicoba Bakso Sultan dan Bakso Pensiun

Ia menjelaskan, saluran irigasi untuk mengairi sawah tersedia tapi airnya tidak ada. "Terpaksa kami menggunakan sumur pantek dan mengandalkan mesin pompa air,” ungkap Heris yang mengaku memiliki sawah seluas 0,7 hektaran.

Untuk mengairi areal sawah seluas kurang lebih 25 hektare milik anggota kelompok tani, dia berusaha memompa air bawah tanah.

“Karena, kemarau panjang dan terjadi el nino, maka sumber air bawah tanah yang dimanfaatkan, sumber air sungai minim tidak memungkinkan bisa mengairi areal sawah yang ada,” kata Heris.

Baca Juga: Bilik Suara Pemilu 2024 Tiba di KPUD Majalengka, Segini Jumlahnya

Menurutnya, mulai pompa menyala hingga bisa mengalirkan air ke sawah butuh waktu ber jam - jam. Sementara setelah 7 jam air bisa mengalir, pompa langsung tidak berfungsi karena sumber air habis. Sehingga, agar bisa keluar air lagi harus menunggu keesokan harinya.

“Ini mencoba varietas baru, usianya lebih genjah (cepat), hanya memang karena kurang air hasil panen kurang maksimal,” katanya.

Namun menurutnya, masih beruntung di saat orang lain mengaami musim paceklik dan harga beras melambung tinggi, kelompok taninya justri kini panen. “Bersyukur bisa panen di tengah harga gabah sedang mahal,” ungkap Heris.

Baca Juga: Kemarau dengan Suhu Panas Capai 40 Derajat, Petani Majalengka Tetap Bisa Panen

Iis salah seorang petani mengaku bersyukur sawahnya bisa panen dengan mengandalkan pengairan dari pompa. “Butuh ketelatenan ketika menggarap sawah musim kemarau, modalnya lumayan juga karena harus membeli solar untuk pompa air,” kata Iis.

Namun demikian, menurutnya, modal tinggi bisa terobati karena harga gabah saat ini mencapai Rp 860.000 per kw. Harga tertinggi sepanjang hidupnya.(Tati Purwati/Kabar Cirebon)***

Editor: Muhammad Alif Santosa

Sumber: liputan

Tags

Terkini

Terpopuler